Fillet ikan kod Atlantik (Gadus morhua)Â
Fillet ikan kod Atlantik (Gadus morhua) disimpan pada 0 C dan kualitasnya ditentukan melalui evaluasi sensori bau mentah serta analisis kimia, fisik, dan mikrobiologi. Cod dikemas di bawah rasio gas terhadap produk 2:1 dan CO2, O2 dan N2 dianalisis setelah 7, 10 dan 14 hari penyimpanan. Hasil menunjukkan bahwa campuran gas optimum tertimbang untuk MA kemasan ikan cod yang dibudidayakan ditentukan menjadi 63 ml/100 ml O2 dan 37 ml/100 ml CO2, aerobik dan jumlah lempeng psychrotrophic menurun, dan H2 Bakteri penghasil tidak ada atau tidak mampu tumbuh di bawah campuran gas yang berbeda (Sivertsvik, 2006).
Gambar 2. Â Fillet ikan cod biru yang di kemas dengan metode MAP (Sumber : Â Searious)
Otak-otak ikanÂ
Otak-otak ikan yang dikemas dengan menggunakan MAP dan vakum masih dapat dikonsumsi pada penyimpanan hari ke-2 sedangkan pada penyimpanan tanpa menggunakan MAP dan tanpa vakum hanya dapat dikonsumsi pada hari ke-0. Penggunaan komposisi gas yang paling baik yaitu (5%O2 : 35%CO2 : 60%N2) (Fitriya, 2021).
             Gambar 3.  Otak-otak ikan yang di kemas dengan metode
MAP (Sumber : Â Warjo)
Â
Abon roa dan pampis cakalang
Produk abon Roa dan pampis Cakalang yang dikemas Modified Atmospheric Packaging (MAP) dan disimpan pada suhu ruang selama 30 hari. Angka Lempeng Total (ALT), total Salmonella sp, total E. coli dan total Vibrio sp diamati setiap 10 hari yaitu pada 0, 10, 20, dan 30 hari penyimpanan. Berdasarkan hasil pengamatan Angka Lempeng Total, abon Roa dan pampis Cakalang dapat bertahan selama 30 hari dengan nilai ALT tertinggi 6,3x104 CFU/g dan masih bisa dikonsumsi.
Gambar 4. Â Abon ikan yang di kemas dengan metode MAP