Kemudian, alat apa yang paling sering digunakan dalam teknologi laboratorium medis?
Dalam praktiknya, Teknologi Labolatorium Medis tidak pernah lepas dari alat bernama mikroskop. Karena dengan mikroskop kita dapat mengetahui kondisi spesimen secara mikroskopis dengan jelas dan pasti. Hal inilah yang membedakan manusia dengan mesin.
Sementara itu, hal-hal yang dipelajari dalam bidang teknologi laboratorium medis meliputi pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan. Seperti pemeriksaan darah, urin, feses, dahak, dan cairan-cairan lain.
Disamping pemeriksaan cairan-cairan, ada beberapa bagian-bagian tubuh yang diambil untuk diamati jaringan-jaringannya untuk pemeriksaan patofisiologi.
Selain melakukan pemeriksaan, ada juga praktik pengambilan dan pengelolaan spesimen. Hal ini dilakukan agar spesimen tidak rusak dan tidak berubah dari kondisi aslinya. Sehingga diagnosis pasien akurat.
Untuk program studi Sarjana Terapan sendiri memiliki kompetensi tambahan dalam bidang memverifikasi dan memvalidasi hasil dari dari pemeriksaan laboratorium.
Adapun seorang yang telah lulus menempuh pendidikan dan memenuhi kompetensi pada jurusan teknologi labolatorium medik disebut Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM).
ATLM sendiri berperan sebagai tenaga kesehatan dalam pengambilan dan pengelolaan spesimen, pemeriksaan laboratorium. Termasuk melakukan interpretasi hasil data, menegakan diagnosis, dan bahkan memiliki wewenang untuk melakukan quality control (QC) seperti pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium di labolatorium klinik, rumah sakit, Puskesmas, atau fasilitas kesehatan lain.
Kesimpulannya, Ahli Teknologi Labolatorium Medis berperan sangat penting dalam melakukan pengambilan dan pengelolaan spesimen, pemeriksaan, pengujian labolatorium, menginterpretasi hasil data. Termasuk menegakan diagnosis. Jika hasil pemeriksaan akurat, maka akan membantu dokter untuk menentukan tindakan pengobatan atau terapi. Sebaliknya, jika salah diagnosis, maka akan berujung pada kesalahan pengobatan yang memperlambat kesembuhan atau bahkan dapat berakibat fatal atau kematian. (FA)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI