Ada kalanya ketika kita menghadapi anak yang cenderung pemalu untuk berkata-kata. Coba bicara empat mata dengannya dengan suara perlahan. Tanyakan, apa yang membuatnya malu, apa yang membuatnya takut.. Dengan ini diharapkan anak dengan perlahan mampu mengucap kekhawatirannya. Padahal, dengan itu kita bisa memancingnya untuk berbicara dan melatih kosa katanya.
Jangan lupa, ketika anak melakukan suatu kesalahan yang tidak disengajanya, misalkan ketika anak berucap kalimat yang kurang baik atau menggunakan bahasa yang kurang sopan kepada yang lebih tua maka ingatkan dengan baik-baik.
Jangan serta merta memarahi anak, dengan dalih agar si anak terlatih dan menjadi jera. Padahal, jika hal tersebut dilakukan bisa jadi anak menjadi lebih tidak percaya diri dalam mengolah kata dan berucap sesuatu. Karena, Â dirinya merasa apa yang dia ucapkan selalu salah. Akibatnya, anak bukannya menjadi jera, melainkan semakin takut untuk belajar berbahasa.
Dan saya rasa ada alternatif lain untuk mengajarkan kekreatifan anak melalui bahasa, dan saya yakin kalian sendiri pun akan menyukainya, mungkin.
Yaitu dengan menonton film atau video pendek beredukasi. Dengan menonton film, secara tak sadar anak akan menyerap kalimat demi kalimat yang terucap dari tokoh-tokoh dalam film tersebut. Satu yang diingat, orang tua harus mendampingi anak saat melakukan kegiatan ini, agar tidak salah dalam memilih daftar film atau video yang boleh ditonton oleh anak.
Barangkali, jika anak ingin, boleh sekali-kali mengajak mereka menonton film yang berbahasa asing. Mungkin tidak semua anak memahami, tapi bolehlah dicoba sekali-kali. Hitung-hitung mengajak anak untuk mengerti, bahwa di dunia ini terdapat banyak sekali bahasa, selain bahasa Indonesia dan bahasa ibu tentunya.
Hal ini pernah saya temui pada satu keponakan saya. Jujur saja, saya cukup terkejut saat mengunjungi kamar tidurnya terdapat banyak sekali kamus berbahasa asing. Mengingat usianya yang masih 11 tahun.
Saat saya bertanya, dia bilang sudah mengoleksi kamus tersebut sejak kelas 2 sd. Dan dia gunakan saat menonton film asing, sambil sesekali membuka kamus saat dia dapat menangkap kata-kata asing yang baru dikenalnya. Kemudian mengoreksi dan mencari tahu arti bahasa tersebut dengan membuka kamus.
Saat saya memintanya untuk mempraktekkan bahasa asing, dia memilih bahasa Korea, karena dia tahu saya mengagumi budaya dari negara tersebut. Dan saya kembali terkejut ketika dia mengucapkan satu kalimat panjang dengan bahasa Korea. Meskipun saya dapati ada beberapa kosakats yang sedikitnya kurang benar, tapi tetap saja itu mengejutkan bagi saya.
Nah, sudah terbukti bukan dengan membiasakan anak berlatih bahasa dapat meningkatkan kekreatifan seorang anak? Oleh karena itu, sebagai guru dan orang tua harus rajin-rajin memberikan stimulasi khusus bagi anak-anak untuk meningkatkan kreativitas mereka, salah satunya dengan bahasa.