Banyak platform e-commerce dan fintech menerapkan taktik pemasaran seperti menawarkan voucher, potongan harga, dan penawaran “beli sekarang, bayar nanti” yang sangat menarik bagi remaja yang memiliki uang terbatas, Penawaran seperti ini sering mengurangi hambatan mental dan finansial untuk membeli barang yang sebenarnya tidak di perlukan.
2. Kemudahan dan Akses Langsung.
Dibanding dengan generasi yang lebih tua, remaja sudah terbiasa bertransaksi digital karena lebih familiar dengan dompet digital, aplikasi belanja, dan opsi pembayaran Paylater. Aktivasi dan penggunaan Paylater cenderung mudah juga cepat.
3. Gaya Hidup dan Sosial Media.
Remaja secara tidak langsung di paksa untuk berbelanja agar dapat “mengikuti arus” dengan mengikuti tren gaya hidup dan ide-ide dari media sosial. Paylater dapat menjadi sarana agar keinginan tersebut dapat terpenuhi sekarang tanpa harus menunggu tabungan mencukupi.
4. Keterbatasan Finansial dan Pengelolaan Keuangan yang Kurang.
Banyak remaja yang belum memiliki penghasilan tetap atau sumber pendapatan sendiri, sehingga mereka bergantung pada orang tua atau dukungan dari orang lain. Seringkali mereka belum memiliki kemampuan literasi keuangan yang kuat untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Dampak Negatif Penggunaan Paylater.
Meskipun Paylater menawarkan kemudahan, ada beberapa risiko yang mengintai terutama bagi kalangan muda yang memiliki sifat konsumtif tinggi yakni sebagai berikut.
1. Hutang yang Menumpuk.
Jika pemanfaatan fitur Paylater secara terus-menerus dilakukan, dapat menimbulkan hutang yang semula kecil lambat laun akan menjadi beban yang cukup besar.