Mohon tunggu...
Fathi Khairi A
Fathi Khairi A Mohon Tunggu... Lainnya - Insan yang masih belajar

XI IPS 2

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Padatnya Angkutan Umum bagi Penglaju Jabodetabek

30 Agustus 2020   00:59 Diperbarui: 30 Agustus 2020   01:22 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Munculnya teknologi kereta api pada abad XIX di Inggris menimbulkan awal adanya pemisahan antara tempat kerja dan tempat tinggal. Pekerja yang memilih tinggal di tempat yang jauh dari atau di luar daerah lokasi kerjanya berada akan bepergian ketika berangkat atau pulang. Inilah yang disebut penglaju atau commuter dalam bahasa Inggris.

Adanya perbedaan jarak ini didorong oleh perkembangan transportasi yang memungkinkan perjalanan dan pertumbuhan kota yang menarik pencari kerja atau pelajar. Mulai terbatasnya lahan di kota juga memunculkan tempat tinggal atau kerja di luar area kota.

Telah lama dan terus berkembang daerah sekitar Jakarta daerah tempat tinggal seperti Kota Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Kab. Bekasi, Kab. Tangerang, dan Kab Bogor.

Penglaju umumnya menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Penglaju yang memakai transportasi berbasis jalan pastinya tidak asing dengan kemacetan. Untuk mobil pribadi dalam kemacetan dapat dikatakan lebih nyaman.

Namun, bagi pengguna tranportasi umum, jam-jam sibuk adalah waktu yang sulit. Kemacetan ditambah padatnya penumpang menimbulkan ketidaknyamnan tetapi banyak.

Begitu pula dengan pengguna kereta api yang jadi andalan untuk penglaju jarak jauh. Seperti KRL Commuter Line yang telah lama menghubungkan Jakarta dengan daerah suburban dan kota-kota satelit.

Penumpukan penumpang dapat terjadi jika kapasitas angkutan tidak dapat mengatasi lonjakan penglaju ketika jam sibuk. Penglaju yang datang secara bersamaan dan terus menerus mengharuskan angkutan tersedia hampir tiap saat.

Jarak antar waktu tibanya angkutan dan keterlambatan angkutan mengakibatkan penumpang yang telah ada belum terangkut dan telah didesak lagi oleh yang baru datang. Di pemberhentian berikutnya, penumpang disambut angkutan yang telah penuh akibat penumpang dari pemberhentian sebelumnya dan seterusnya sampai memasuki pemberhentian dimana penumpang banyak yang turun.

Kecepatan penumpang naik dan turun, mudah tidaknya bergerak dalam stasiun atau halte dan tata tertib diperlukan untuk menjaga kelancaran khususnya ketika transit. Kapasitas tiap kendaraan juga berpengaruh.

Bagi kereta api, ketersediaan 12 kereta per rangkaian membantu menerima penumpang yang lebih banyak dalam sekali jalan. Keterlambatan sendiri dapat terjadi akibat kesalahan teknis atau padatnya jalur. Kadang terdengar tersendatanya KRL karena adanya gangguan sinyal dan listrik aliran atas. Atau Hujan yang memperburuk kemacetan jalanan  dan menyulitkan penglaju bergerak.

Untuk kendaraan berbasis jalan seperti angkot dan bus, angkutan umum yang bercampur dengan lalu lintas kendaraan pribadi yang padat menjebak kendaraan tersebut akibatnya penumpang yang menunggu di halte tertunda untuk diangkut.

Jarak antar kendaraan juga menjadi berdekataan dan tidak tersebar rata. BRT yang memiliki jalur khusus pun rawan terhambat di persimpangan atau bagian jalan yang bercampur dengan jalan umum. Jalur BRT juga harus dijaga kesterilannya dari kendaraan lain sehingga tidak ada penghambat.

Penglaju juga semakin bertambah dengan semakin banyaknya tempat tinggal yang didirikan di pinggiran kota dan pertambahan penduduk. Pertumbuhan jumlah penglaju yang tidak sebanding dengan ketersediaan fasilitas dan infrastruktur membatasi usaha penguraian kepadatan penumpang.

Jika ingin menambah armada tetapi jalur yang dilalui sudah padat atau kemacetan terus tetap terjadi, kendaraan tersebut tetap akan terhambat dan justru menambah waktu tunggu.

Penglaju yang akan terus bertambah meningkatkan kebutuhan akan transportasi umum yang memadai. Infrastruktur yang mencukupi dan terawat dengan baik diperlukan sehingga lalu lintas dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi insiden atau kecelakaan.

Kenyamanan transportasi umum diusahakan ditingkatkan. Integrasi dan pilihan moda yang banyak serta kemudahan di trotoar juga membantu kelancaran. Dapat dilihat perkembangan transportasi umum di Jakarta terus membaik. Namun tetap saja belum cukup untuk menampung semua penglaju ke tempat dan dalam waktu yang tepat.

Sementara ini, para penglaju akan terus terbiasa dengan keseharian jam-jam sibuk di stasiun, halte, dan jalanan Jakarta hingga tercapainya keseimbangan kebutuhan dan ketersediaan akan transportasi umum yang nyaman, aman, dan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun