Mohon tunggu...
Fathiyyah Aulia
Fathiyyah Aulia Mohon Tunggu... Freelancer - Salmaagista

gista

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Diplomasi Koersif bagi China: Solusi atau Bumerang?

29 November 2021   17:52 Diperbarui: 29 November 2021   19:18 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak jarang China menggunakan Diplomasi Koersif sebagai alat kepentingan mereka. Diplomasi ini digunakan oleh China tentunya sebagai alat untuk mencapai kepentingannya dalam bentuk mengancam negar-negara lain atau mengeksploitasi sumber daya alam dari negara-negara yang kekurangan dana. 

Meskipun China sudah berkali-kali melakukan ancaman atau pengeksploitasian pada negara negara lain, tetapi faktanya banyak juga negara yang tetap tidak menghiraukan ancama China tersebut. Berikut adalah beberapa negara yang terkena diplomasi koersif yang diberlakukan oleh China:

1. Australia

Australia baru-baru saja mengambil keputusan untuk membatalkan perjanjian pembangunan infrastruktur Bolt and Road yang ia jalin dengan China. (VOA, 2021) Australia berkata bahwa ia akan selalu lebih dulu mementingkan kepentingan nasionalnya dari pada China. Hal itu dilakukan oleh Australia dikarenakan kesepakatan tersebut dirasa tidak konsisten terhadap kebijakan luar negrinya. 

Adanya pembatalan yang dilakukan oleh Australia tentu saja membuat panas China. (VOA, 2021) Mentri-mentri China menolak semua panggilan yang berasal dari Australia, China juga sangat membatasi barang-barang Australia yang ingin masuk kesana, dan China telah memberhentikan semua jenis investasi ke Australia. 

Tentunya hal ini sangat menyulitkan dan membuat ekonomi Australia turun, tetapi Australia terkesan tidak ingin mensukseskan diplomasi koersif yang sedang dilakukan oleh China. Karena menurut Australia hubungan itu adalah nilai bersama bukan nilai China. (Supianto, 2021) 

Dengan adanya pemutusan hubungan dengan China, Australia memilih untuk membina hubungan dengan negara besar lainnya di Kawasan, serta ikut memblokir semua rencana investasi China di Australia. (Wijaya, 2021) Tidak hanya itu Australia juga menetapkan syarat bagi China jika ingin bergabung dalam pakta perdagangan trans-Pasifik. (Djafar, 2021)

2. Korea Selatan

Korea Selatan memutuskan bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam Terminal High Altitude Area Defence (THAAD). Korea Selatan melakukan Kerja sama tersebut dikarenakan gerakan rudal yang dilakukan oleh korut semakin tinggi. Melihat hal tersebut China mengecam keras perilaku korsel. 

China menganggap hal tersebut menodai kepercayaan mereka. (Manalu, 2016) Lagi-lagi China menggunakan diplomasi koersif sebagai upaya membuat Korea Selatan tunduk dan bentuk penolakan terhadap kebijakan tersebut. China menutup akses barang serta jasa yang masuk dari Korea Selatan serta memberlakukan pelarangan terhadap masyarakatnya yang ingin bertamasya ke Korea Selatan. 

Hal ini tentu saja menyebabkan keterpurukan ekonomi bagi Korea Selatan pasalnya China merupakan salah satu mitra dagang terbesar serta sebanyak 60% turis berasal dari China. Tidak hanya itu China juga melarang penyebaran Korean Wave seperti music, acara tv, webtoon, serta artis-artis asal Korea Selatan di dalam China. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun