Mohon tunggu...
Fatharani Chairunisa
Fatharani Chairunisa Mohon Tunggu... Mahasiswi

Mahasiswi Jurusan Manajemen Keuangan dan saya tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

definisi, faktor-faktor, macam-macam, ciri-ciri dan cara meningkatkan kecerdasan emosional

28 Januari 2025   09:29 Diperbarui: 28 Januari 2025   12:29 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. DEFINISI KECERDASAN EMOSIONAL

Kecerdasan Emosional adalah kemampuan   merasakan, memahami dan secara selektif  menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi  dan pengaruh yang manusiawi. Emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan   bagi otak agar mampu melakukan penalaran   kolaborasi, inisiatif dan yang tinggi. Emosi menyulut kreativitas, transformasi, sedangkan penalaran logis berfungsi untuk mengantisipasi dorongan-dorongan    keliru, untuk kemudian menyelaraskannya  dengan proses kehidupan dengan sentuhan  manusiawi (Cooper dan Sawaf). Selanjutnya  beberapa teori para tokoh mengenai kecerdasan emosional yaitu sebagai     berikut :

  • Goleman (1997), mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial  yang baik.  Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana  hati individu yang lain atau dapat  berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi    kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan serta mengatur  keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. 
  • Howes  dan  Herald  (1999), mengatakan pada intinya,   kecerdasaan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang   menjadi pintar menggunakan emosi.   Lebih lanjut dikatakannya bahwa    emosi manusia berada di wilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati,   kecerdasaan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang  lain. Dalam bahasa sehari-hari kecerdasan emosional biasanya kita sebut sebagai street smart (pintar) atau  kemampuan khusus yang biasa disebut    akal sehat. (Steven  dan Howard, 2002:31). 

Menurut Goleman (1999:7), asal kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti "menggerakkan, bergerak", ditambah awalan "e-" untuk memberi arti "bergerak menjauh", menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi, emosi memancing tindakan dan akar dorongan untuk bertindak dalam menyelesaikan suatu masalah dengan seketika. Menurut Goleman (2002:45) kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih--lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, dan berempati. Cooper dan Sawaf mendefinisikan kecerdasan emosional sebagaimana di bawah ini : "Emotional Intelligence is the ability to sense, understand, and effectivelly apply the power and acumen of emotions as a source of human energy, information, connection and influence." (Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif mengaplikasikan kekuatan serta kecerdasan emosi sebagai sebuah sumber energi manusia, informasi, hubungan dan pengaruh). Menurut Salovey dan Mayer kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan -- perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk secara sah alasan dengan emosi dan menggunakan emosi untuk meningkatkan pemikiran. EI ( Emotional Intelegent) sebagai kapasitas untuk alasan tentang emosi dan emosi untuk meningkatkan pemikiran. Ini termasuk kemampuan untuk secara akurat memahami emosi, untuk mengakses dan menghasilkan emosi sehingga dapat membantu pikiran, memahami emosi dan pengetahuan emosional dan reflektif mengatur emosi sehingga untuk  mempromosikan pertumbuhan emosional dan intelektual. 

Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengenali makna emosi dan hubungan mereka, dan untuk alasan dan memecahkan masalah atas dasar mereka. Kecerdasan emosional terlibat dalam kapasitas untuk merasakan emosi, mengasimilasi perasaan emosi yang terkait, memahami informasi dari emosi, dan mengelolanya.

1. Emosi.  Dalam model ini, emosi mengacu pada keadaan perasaan (termasuk respon fisiologis dan kognisi) yang menyampaikan informasi tentang hubungan. Misalnya, kebahagiaan adalah keadaan perasaan yang juga menyampaikan informasi tentang hubungan - biasanya, salah satu yang ingin bergabung dengan orang lain. Demikian pula, rasa takut adalah keadaan perasaan yang sesuai dengan hubungan - dorongan untuk melarikan diri orang lain.

2. Intelijen. Dalam model ini, intelijen mengacu pada kapasitas untuk alasan sah tentang informasi. 

Adapun ciri orang yang mempunyai kecerdasan emosi adalah mudah bergaul, tidak mudah takut, bersikap tegas, berkemampuan besar untuk melibatkan diri dengan orang lain, konsisten, tidak emosional, lebih mengutamakan rasio daripada emosi, dapat memotivasi dirinya sendiri, dan lebih penting dapat memecahkan solusi dalam keadaan yang darurat. 

Seperti dikatakan oleh Doug Lennick seorang executive vice president di Amerika Express Financial Services bahwa yang diperlukan untuk sukses dimulai dengan ketrampilan intelektual, tetapi orang memerlukan kecakapan emosi untuk memanfaatkan potensi bakat mereka secara maksimal, jadi kecerdasan emosional dapat membantu seseorang dalam menggunakan kemampuan kognitifnya sesuai dengan potensi yang dimilikinya secara maksimum. 

Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi merupakan aspek yang sangat dibutuhkan dalam bidang kehidupan sehari-hari kita baik di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Selain itu, kecerdasan emosionallah yang memotivasi kita untuk mencari manfaat, potensi dan mengubahnya dari apa yang kita pikirkan menjadi apa yang kita lakukan.

Dengan demikian kecerdasan emosi adalah sejumlah kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pembinaan hubungan sosial dengan lingkungan yang merujuk pada kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik dan dalam hubungan dengan orang lain dengan indikator :

(1) Kesadaran diri,

Meliputi : kesadaran diri emosi yaitu membaca emosi diri sendiri dan mengenali dampaknya dan menggunakan "insting" untuk menuntun keputusan, penilaian diri yang akurat adalah mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri, dan kepercayaan diri meliputi kepekaan yang sehat mengenai harga diri dan kemampuan diri.

(2) Pengelolaan diri

Meliputi : kendali diri emosi yaitu mengendalikan emosi dan dorongan yang meledak--ledak, transparansi adalah menunjukkan kejujuran dan integritas serta kelayakan untuk dipercaya, kemampuan menyesuaikan diri meliputi kelenturan di dalam beradaptasi dengan perubahan situasi atau mengatasi hambatan, pencapaian yaitu dorongan untuk memperbaiki kinerja untuk memenuhi standar--standar prestasi yang ditentukan oleh diri sendiri, inisiatif merupakan kesiapan untuk bertindak dan menggunakan kesempatan, dan optimisme yaitu melihat sisi positif suatu peristiwa.

(3) Kesadaran sosial

Meliputi: empati merasakan emosi orang lain, memahami sudut pandang mereka dan berminat aktif pada kekhawatiran mereka, kesadaran organisasional adalah membaca apa yang sedang terjadi, keputusan jaringan kerja dan politik di tingkat organisasi, pelayanan yaitu mengenali dan memenuhi kebutuhan pengikut, klien, atau pelanggan.

(4) Pengelolaan relasi 

Meliputi: kepemimpinan yang menginspirasi yaitu membimbing dan memotivasi dengan visi yang semangat, pengaruh adalah menguasai berbagai taktik membujuk, mengembangkan orang lain meliputi menunjang kemampuan orang lain melalui umpan--balik dan bimbingan, katalis perubahan yaitu memprakarsai, mengelola dan memimpin di arah yang baru, pengelolaan konflik yaitu menyelesaikan pertengkaran, membangun ikatan adalah menumbuhkan dan memelihara jaringan relasi, kerja kelompok dan kolaborasi yaitu kerjasama dan pembangunan kelompok.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN EMOSIONAL

Menurut Goleman terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu: Faktor internal, yakni faktor yang timbul dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang. Otak emosional dipengaruhi oleh amygdala, neokorteks, sistem limbik, lobus prefrontal dan hal-hal yang berada pada otak emosional, dan Faktor Eksternal yakni faktor yang datang dari luar individu dan mempengaruhi atau mengubah sikap pengaruh luar yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu dipengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara misalnya media massa baik cetak maupun elektronik serta informasi yang canggih lewat jasa satelit. Sedangkan menurut Agustian (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu: faktor psikologis, faktor pelatihan emosi dan faktor pendidikan.

1)  Faktor psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor internal ini akan membantu individu dalam mengelola, mengontrol, mengendalikan dan mengkoordinasikan keadaan emosi agar termanifestasi dalam perilaku secara efektif. Menurut Goleman (2007) kecerdasan emosi erat kaitannya dengan keadaan otak emosional. Bagian otak yang mengurusi emosi adalah sistem limbik. Sistem limbik terletak jauh dalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas pengaturan emosi dan impuls. Peningkatan kecerdasan emosi secara fisiologis dapat dilakukan dengan puasa. Puasa tidak hanya mengendalikan dorongan fisiologis manusia, namun juga mampu mengendalikan kekuasaan impuls emosi. Puasa yang dimaksud salah satunya yaitu puasa sunah Senin Kamis.

2) Faktor pelatihan emosi

Kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menciptakan kebiasaan, dan kebiasaan rutin tersebut akan menghasilkan pengalaman yang berujung pada pembentukan nilai (value). Reaksi emosional apabila diulang-ulang pun akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Pengendalian diri tidak muncul begitu saja tanpa dilatih. Misalnya melalui puasa sunah Senin Kamis, dorongan, keinginan, maupun reaksi emosional yang negatif dilatih agar tidak dilampiaskan begitu saja sehingga mampu menjaga tujuan dari puasa itu sendiri. Kejernihan hati yang terbentuk melalui puasa sunah Senin Kamis akan menghadirkan suara hati yang jernih sebagai landasan penting bagi pembangunan kecerdasan emosi.

3) Faktor pendidikan

Pendidikan dapat menjadi salah satu sarana belajar individu untuk mengembangkan kecerdasan emosi. Individu mulai dikenalkan dengan berbagai bentuk emosi dan bagaimana mengelolanya melalui pendidikan. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sistem pendidikan di sekolah tidak boleh hanya menekankan pada kecerdasan akademik saja, memisahkan kehidupan dunia dan akhirat, serta menjadikan ajaran agama sebagai ritual saja. Sebagai contoh, pelaksanaan puasa sunah Senin Kamis yang berulang-ulang dapat membentuk pengalaman keagamaan yang memunculkan kecerdasan emosi. Puasa sunah Senin Kamis mampu mendidik individu untuk memiliki kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan, keadilan, kepercayaan, peguasaan diri atau sinergi, sebagai bagian dari pondasi kecerdasan emosi

C. MACAM-MACAM KECERDASAN EMOSIONAL

Beberapa contoh macam emosi : 

1. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati. 

2. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa. 

3. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri.

 4. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga. 

5. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat,  dan kemesraan.

 6. Terkejut : terkesiap, terkejut. 

7. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka. 

8. Malu : malu hati, kesal. 

Menurut Golemen, ada lima macam kecerdasan emosi, yaitu : 

1. Kemampuan Mengenali Emosi Diri 

Anak kenal perasaannya sendiri sewaktu emosi itu muncul. Seseorang yang mampu mengenali emosinya akan memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan yang muncul seperti senang, bahagia, sedih, marah, benci dan sebagainya. 

2. Kemampuan Mengelola Emosi 

Anak mampu mengendalikan perasaannya sehingga emosinya tidak meledak-ledak yang akibatnya memengaruhi perilakunya secara salah. Meski sedang marah, orang yang mampu mengelola emosinya akan mengendalikan kemarahannya dengan baik, tidak teriak-teriak atau bicara kasar. 

3. Kemampuan Memotivasi Diri 

Anak dapat memberikan semangat pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Ia punya harapan dan optimisme yang tinggi sehingga memiliki semangat untuk melakukan suatu aktivitas.

4. Kemampuan Mengenali Emosi Orang Lain 

Balita bisa mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lain merasa senang dan dimengerti perasaannya. Kemampuan ini sering juga disebut sebagai kemampuan berempati. Orang yang memiliki empati cenderung disukai orang lain. 

5. Kemampuan Membina Hubungan 

Anak sanggup mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang lebih luas. Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung punya banyak teman, pandai bergaul dan  populer.

Macam-macam emosi menurut Descrates, emosi terbagi atas :  

  • Desire (hasrat),  
  • hate (benci),  
  • Sorrow (sedih/duka),  
  • Wonder (heran),  
  • Love (cinta)  
  • Joy (kegembiraan).

D. MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI

Kecerdasan emosi dapat ditinggkatkan. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan sebagai langkah awal guna meningkatkan kecerdasan emosi. Berikut adalah cara untuk meningkatkan kecerdasan emosional. 

1. Mengenali emosi diri

Keterampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian. 

2. Melepaskan emosi negatif

Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul. 

3. Mengelola emosi diri sendiri

Jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu : Pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. 

4. Memotivasi diri sendiri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional--menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati--adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan. 

5. Mengenali emosi orang lain

 Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif. 

6. Mengelola emosi orang lain

Jika keterempilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia. Keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain. 

7. Memotivasi orang lain.

Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.

 

E. KOMPONEN DAN CIRI-CIRI KECERDASAN EMOSIONAL MENURUT GOLEMAN (2005)

a. Pengenalan Diri (Self Awareness) 

Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui perasaan dalam dirinya dan digunakan untuk membuat keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Unsur-unsur kesadaran diri, yaitu kesadaran emosi, penilaian diri dan percaya diri.  

b. Pengendalian Diri (Self Regulation) 

Pengendalian diri adalah kemampuan menangani emosi diri sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu segera pulih dari tekanan emosi. Unsur-unsur pengendalian diri, yaitu kendali diri, sifat dapat dipercaya, kehati-hatian, adaptabilitas dan inovasi. 

c. Motivasi (Motivation) 

Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu dorongan prestasi, komitmen, inisiatif dan optimisme. 

d. Empati (Emphaty) 

Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Mampu memahami perspektif orang lain dan menimbulkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. Unsur-unsur empati, yaitu memahami orang lain, mengembangkan orang lain, orientasi pelayanan, memanfaatkan keragaman dan kesadaran politis. 

e. Keterampilan Sosial (Social Skills) 

Keterampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelasaikan perselisihan, dan bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur keterampilan sosial, yaitu pengaruh, kemampuan untuk komunikasi, manajemen konflik, kepemimpinan, membangun hubungan, kolaborasi dan kooperasi, dan kemampuan tim.

F. CIRI-CIRI KECERDASAN EMOSIONAL MENURUT GOLEMAN

Sebagaimana yang dikutip oleh Riana Mashar mengungkapkan ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosional sebagai berikut :  

a. Mampu memotivasi diri sendiri.  

b. Mampu bertahan menghadapi frustasi.  

c. Lebih cakap untuk menjalankan jaringan verbal/nonverbal (memiliki tiga variasi yaitu jaringan komunikasi, jaringan keahlian dan jaringan kepercayaan).  

d. Mampu mengendalikan dorongan lain.  

e. Cukup luwes untuk menemukan cara/alternatif agar sasaran tetap tercapai atau untuk mengubah sasaran jika sasaran semula sulit dijangkau. 

f. Tetap memiliki kepercayaan yang tinggi bahwa segala sesuatu akan beres ketika menghadapi tahap sulit. 

g. Memiliki empati yang tinggi. 

h. Mempunyai keberanian untuk memecah tugas yang berat menjadi tugas kecil yang mudah ditangani. 

i. Merasa cukup banyak akal untuk menemukan cara dalam meraih tujuan (Riana Mashar, 2011:63). 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun