Mohon tunggu...
Fathan Muslimin Alhaq
Fathan Muslimin Alhaq Mohon Tunggu... Content Writer

Anak pesisir pantai selatan yang memiliki hobi berkelana di kota orang. Berkeinginan untuk berbagi informasi tentang Indonesia sebagai bentuk kontribusi saya sebagi anak muda kepada Indonesia dalam hal penyebaran informasi yang nyata tanpa asumsi semata.

Selanjutnya

Tutup

Financial

JNE: Dari Garasi ke Gurita Logistik

21 April 2025   06:30 Diperbarui: 20 April 2025   21:37 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusirasi JNE | Dokumen Pribadi 

JNE , perusahaan ekspedisi yang kini jadi raksasa logistik  nasional, dulunya hanya lahir dari sebuah garasi. Tapi siapa sangka, dari tempat sederhana itu, JNE atau Jalur Nugraha Ekakurir kini menjelma jadi pionir distribusi barang di tengah gelombang e-commerce dan ekonomi digital.

Alih-alih hanya fokus bersaing di harga atau kecepatan, JNE memainkan peran sebagai “kurir rasa lokal” yang paham denyut nadi UMKM. Model bisnisnya bukan sekadar kirim paket, tapi ikut merancang ekosistem logistik berbasis kolaborasi.

Di tengah gempuran perusahaan multinasional dan startup teknologi, JNE tetap relevan karena mengakar kuat di kultur masyarakat. Inilah alasan kenapa JNE tak sekadar bertahan, tapi tumbuh dengan karakter yang tak bisa ditiru.

Kalian mungkin sering mendengar jargon “Connecting Happiness”—tapi di balik kalimat manis itu, ada strategi bisnis yang rapi, adaptif, dan unik. Mari bedah lebih dalam kisah JNE dari sisi yang tak biasa.

Logistik Lokal, Cita Rasa Nasional

JNE tak pernah lupa dari mana berasal Jakarta, 1990, dari garasi milik Johari Zein. Fokus awalnya? Kirim dokumen dan paket kecil ke luar negeri lewat program TIKI Linehaul.

Berbeda dari ekspedisi lain, JNE sejak awal mengusung semangat pelayanan berbasis komunitas. Lewat agen-agen independen, JNE membangun jaringan yang lentur dan merakyat.

Ini bukan model konvensional, melainkan sistem desentralisasi yang mempercepat ekspansi ke pelosok tanpa perlu investasi besar. Hasilnya adalah pertumbuhan cabang organik, dari Sabang sampai Merauke.

JNE paham, logistik tak cuma soal rute dan truk, tapi soal kepercayaan. Itulah kenapa pendekatan personal ke pelanggan jadi ujung tombak utama.

Ketika pemain baru muncul dengan modal bakar uang, JNE tetap berdiri dengan basis relasi dan pengalaman lapangan.

Tantangan Baru yang Diubah Jadi Peluang

Sejak pandemi, transaksi e-commerce meledak dan kebutuhan logistik meningkat drastis. Di sinilah JNE menunjukkan keunggulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun