Jalan-jalan ke Kota Bogor
Lebih asyik kalau naik kereta
Jangan lupa makan batagor
Sambil keliling Kebun Raya
 Cakep!
"Bu Fatmi, bisa ya ke Bogor sendirian?" Demikian pesan yang saya terima dari kantor. Waduh, saat itu saya masih di Jakarta dan berencana pulang ke Jambi. Dan, saya sudah lupa cara ke Bogor. Kok bisa? Maklum, saya ke Bogor itu tahun 1997 zaman muda belia penuh pesona.Â
Yap, pada tahun 1997 saya pernah diajak jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor oleh teman-teman yang berdomisili di Jakarta. Dan ke Bogor naik KRL (Kereta Rel Listrik), bangku keretanya bukan seperti sekarang. Baru terkantuk eh sudah sampai, naik KRL lebih cepat dan tentu saja tidak macet kayak angkutan lain. Itulah beberapa yang saya ingat.
Kembali ke masa kini, setelah bertanya-tanya cara menuju Bogor, kayaknya aman kalau naik KRL, lebih murah juga sih. Katanya, cuma Rp. 6.000,- tarif KRL Jakarta ke Bogor. Sstt, yang biasa naik KRL jangan menertawai ya, kok rempong amat cuma ke Bogor doang. Maklum saya dari daerah pelosok dan di daerah saya tidak ada KRL, jadi ini the first time saya sendirian ke Bogor.
Untunglah resepsionis hotel tempat saya menginap berbaik hati memberi pinjaman kartu uang elektronik dan memberi arahan. Nah, sesuai arahan dan kebetulan tempat menginap lebih dekat dengan Stasiun Cikini maka saya memilih naik KRL dari Stasiun Cikini menuju Bogor.
Sampai di Stasiun Cikini, tanya-tanya lagi alur menuju Stasiun Bogor, takut nyasar. Demikianlah, saya duduk manis di KRL menikmati turun naiknya penumpang kereta di beberapa stasiun pemberhentian seperti, Stasiun Manggarai, Universitas Indonesia, Depok, Citayam, Cilebeut dan akhirnya berhenti di Stasiun Bogor.
Kereta sangat bersih, petugas kebersihan rutin membersihkan lorong kereta ketika penumpang naik dan turun di setiap stasiun pemberhentian. Sarapan pagi yang saya bawa ambyar, nggak jadi dimakan, karena ditegur oleh penumpang di depan saya. "Bu, boleh makan di KRL tapi jangan berceceran". Lha saya kan cuma mau ngemil rengginang, he he he.