Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Percakapan Tangis

29 Juni 2022   17:32 Diperbarui: 29 Juni 2022   17:40 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/

Halo, namaku "Tangis"
Entah kenapa aku dinamai Tangis
Mereka bilang, aku menangis sekeras halilintar kala lahir
Hei, bukankah semua bayi menangis melihat dunia pertama kali?
Sementara orang sekitar tertawa

Nama adalah doa
Sepanjang hidup diwarnai tangis
Ibu Bapak yang pergi tak kembali
Tangisku sekencang genderang 

Miskin, terlantar
Membungkam kata, terdiam
Mulut terkunci, keran air mata terbuka

Baca juga: Senyum

Pernah bahagia sekejap melintas
Denganmu, ya denganmu dengan tangis bahagia
Begitupun kala dirimu hilang tak tentu rimba
Hanya tangis nan setia

Luka ternyata tak bersuara
Tangis selalu jatuh tanpa bicara
Dunia tak manis seperti gula-gula

Namaku Tangis
Aku ingin tersenyum kala Tuhan memanggil pulang
Berharap tak ada tangis mengantar pergi

Sunge Pnoh, 29 Juni 2022

Baca juga: Lengang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun