Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebun Teh yang Lengang Tanpa Perempuan Pemetik Teh

20 Juni 2022   20:55 Diperbarui: 20 Juni 2022   21:01 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-ibu Pemetik kebun Teh https://majalahpeluang.com/

Jika saya mulai butuh healing, kebun teh di kaki Gunung Kerinci inilah tempatnya. Sejak muda, saya suka menghabiskan waktu di sini. 

Udaranya yang sejuk, dingin membuat perasaan tenang dan nyaman. Lagipula rumah kedua berada di sini, yakni homestay ibu angkat saya, yang letaknya berhadapan dengan kebun teh dan Gunung Kerinci.

Homestay yang terletak di Desa Kersik Tuo, Kayu Aro ini menjadi tempat menyendiri dan menginap yang damai. Saat pagi duduk di balkon homestay, udara sangat dingin dengan berselimut sarung serta menyeruput secangkir kopi, adalah hal yang menyenangkan. 

Memandang Gunung Kerinci yang kadang berselubung kabut. Tetapi, sesungguhnya pemandangan yang lebih indah adalah memandang perempuan pemetik teh yang terburu-buru pergi ke lokasi memetik teh. 

Mereka berjalan dengan cepat bahkan sarapan sambil berjalan, saking terburu-buru. Time is money. Berapa timbangan hasil petik teh, akan menjadi upah mereka.

Mereka mengobrol dalam bahasa Jawa, karena penduduk Kayu Aro berasal dari Jawa yang sudah sejak zaman Belanda menetap di sini.

Para perempuan memakai atribut khas pemetik teh, pakaian yang dilapisi plastik, bersepatu boots karet serta memakai tudung kepala. 

Tudung adalah topi kerucut dari anyaman bambu. Serta membawa kantung-kantung plastik tempat daun teh usai dipetik.

Ibu-ibu Pemetik kebun Teh https://majalahpeluang.com/
Ibu-ibu Pemetik kebun Teh https://majalahpeluang.com/

Teh terbaik dihasilkan dari tangan-tangan perempuan nan terampil memilih daun teh yang layak dipanen dan daun-daun teh muda tidak ikut tercabut. Tetapi, saat ini perempuan pemetik teh tinggal sedikit tidaklah seramai dulu. Kebun teh tercintaku semakin lengang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun