Peluh dingin selalu menitik, entah kenapa malam selalu menakutkan. Mata berkalang akan semburat warna hitam membayang seakan berjalan. Setiap suara  membuat terkesiap, raga gemetaran. Suara apa itu, bisikku dalam kesunyian.
Hanya lentera mengusir rasa waswas. Cahaya menerpa wajah pias. Tanpa lentera, aku tak bisa tertidur pulas. Menerka berkelebat segala bias.
Aku meringkuk menunggu pagi menjemput. Berharap lentera tetap terang mengusir takut. Walau mimpi buruk masih bergelayut. Doa malam teruntai dalam hati berselimut.
Aku takut sendiri, pada pagi aku bertutur. Mematikan lentera yang lelah berjaga sepanjang tidur. Berharap siang lama waktu mengulur. Malam nanti, aku kembali berpelukan dengan lentera, cahaya hangat menabur
FS, Oktober 2021