Si A tadi mengambil kerupuk 3, permen 5, air sirup 2 gelas, kue 4. Mungkin karena sudah terbiasa hidup susah, nenek dulu menjual sayur untuk menghidupi anak-anaknya yang ditinggal ketika masih kecil oleh almarhum kakek. Nenek sering berdalih kalau tidak pelit tapi hemat. Tidak menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak berguna.
Nah, lebaran sudah di depan mata tapi nenek belum juga memberi uang untuk kami cucu-cucunya. Akhirnya malam lebaran tiba, nenek mengumpulkan cucu-cucunya. Setelah memberi petuah, bahwa kami mesti rajin belajar, rajin mengaji, tidak boleh main sampai tidak ingat waktu dan tidak boleh kebanyakan jajan.
Kami berempat diberi baju baru sehelai seorang dan uang receh yang sudah dimasukan ke dalam plastik. Diam-diam ternyata nenek beli sendiri ke pasar, baju lebaran untuk kami. Uang receh juga lumayan banyak, kalau ditimbang mungkin setengah kilo he he he.Â
Dari hari ke hari stigma "nenek pelit" mulai berubah, karena sesungguhnya nenek menghemat untuk kami juga. Nenek sampai akhir hayatnya adalah seorang nenek yang mandiri. Tidak mau menyusahkan anak-anaknya. Nenek saya dianugerahi umur panjang  dan meninggal dalam usia 105 tahun.
Saya belajar dari nenek, tentang semangat hidup, kerja keras dan hidup hemat. Lebaran tidak perlu mengikuti semua keinginan tapi sebaiknya mengikuti kebutuhan. Â Â
FS, 10 Mei 2021