Mohon tunggu...
Fatah Baginda Gorby Siregar
Fatah Baginda Gorby Siregar Mohon Tunggu... -

-Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia - Ketua Komisi Politik Konferensi Cabang XIX GMNI Kota Medan -Ketua Lembaga Studi Elang-Rajawali Indonesia - Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenai Demo 4 November

2 November 2016   23:40 Diperbarui: 3 November 2016   00:03 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sah-sah saja umat islam marah karena ada kata “dibodohi”, karena kata-kata tersebut berkonotasi negatif. Seakan-akan sepintas orang mendengarnya agama merupakan suatu “pembodohan”. Ini adalah refleksi umat islam atas pemimpin yang harus belajar lebih santun dalam berucap. Bung Karno sekalipun dengan retorika khasnya, yang oleh penulis boleh meminjam istilah saudara Seno Gumira Ajidarma,yaitu “retorika dalang”. Bahasa asing yang di Indonesia-kan, bahasa pasaran, bahasa Jawa Ngoko tapi beliau dapat menempatkan kalimat demi kalimat sehingga melekat di dalam ingatan rakyat. Harusnya bila berbahasa lebih santun, bila maksudnya adalah mempermasalahkan interpretasi, kontekstual, dan dengan intonasi yang lebih lembut mungkin masih bisa diterima dan dimengerti.

Bila nantinya ia disalahkan karena mencoba membawa-bawa ayat Al Quran karena agamanya berbeda ini juga keliru. Apapun agamanya ketika ia hendak mempelajari, membaca Al Quran itu adalah haknya,karena Al Quran diturunkan bukan untuk orang islam saja , namun penerangan bagi seluruh umat manusia dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa (Q.S Ali’Imran ayat 138). Namun bila ia mengutip Quran demi keuntungannya pribadi ini yang mesti kita tentang, sebagaimana bila ada orang dari golongan muslim sekalipun bila demi keuntungannya pribadi daripada keutamaan umat itu juga harus kita singkirkan.  Kita boleh berdebat mati-matian tentang interpretasi Al-Quran , menurut hadist sahih dan ijtihad para ulama, hingga pribadi masing-masing. Tetapi jangan dilupakan kita boleh berdebat dari huruf per huruf yang ada didalamnya namun jangan pernah lupakan roh dari huruf tersebut. 

Banyak orang yang melupakan esensi Al Quran dan esensi islam.  Segala perbedaan yang masih bisa ditolerir, itu merupakan salah satu kekayaan didalam islam.  Yang haram bagi kita adalah saling bermusuhan, membunuh dan memerangi saudara sendiri karena merasa yang paling benar.  Adakah Nabi Muhammad SAW berperang ditanah airnya sendiri, di Mekkah ataupun di Madinah? Perang-perang yang dilalui nabi seperti Badar, Uhud hingga Khandaq itu tidak berada didalam tanah airnya.  Badar terletak beberapa mil dari Mekkah , sedangkan uhud terletak beberapa mil diluar Madinah.  Bahkan pada saat penaklukan kota Mekkah, adakah Rasulullah membantai saudara sebangsanya? . Islam selalu mengajarkan kepada kita bahwa bila kita diperangi, maka wajib bagi kita untuk berperang dan jangan sekali-kali melampaui batas.

  • Interpretasi Al Maidah 51

“Auliya” didalam Al Maidah 51 itu ada yang mengartikan pemimpin, ada yang mengartikan kawan karib, teman sejati, maupun rekan berdagang. Bagi yang memaknainya pemimpin (petinggi wilayah, Negara, politik dsb) sehingga ia harus berasal dari golongan islam. Namun bagi yang mengartikan kawan karib, teman sejati hingga rekan bisnis memahaminya dengan interpretasi yang berbeda pula. Bagi kita, orang islam yang beragama tidak serta merta hanya tekstual saja, namun kontekstual saja ayat ini bukanlah belenggu didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Masih ingatkah kita nabi dahulu pernah meminta perlindungan, meminta suaka politik terhadap para sahabatnya yang mula masuk islam (Assabiqunal awwalun) kepada Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia), seorang nasrani yang taat, lalu apa pendapat kita tentang hal ini? Nabi kita yang tercinta itu mempercayakan nasib para sahabatnya, orang-orang terdekatnya kepada pemimpin non-muslim.

Boleh saja dan memang harus begitu umat muslim mengusahakan pemimpin dari golongan muslim sehingga berjuang sehebat-hebatnya agar pemimpin tersebut berasal dari islam, agar wakilnya berasal dari islam. Silahkan dari saudara-saudara Kristen agar mengusahakan pemimpin orang Kristen pula, yang hindu bagi hindu dan budha bagi budha.  Namun, bila umat islam memutuskan mendukung , mempercayakan, memberikan amanah kepada orang yang bukan islam karena didasari pertimbangan akal sehat, budi nuraninya, hingga ijtihadnya apakah harus kita tiadakan? Jika ada orang-orang yang berfikir sempit, yang ingin memecah belah umat dengan pemahaman ultra-tekstualnya maka ini yang harus kita pinggirkan. Lalu, bagaimana dengan piagam Madinah, dimana nabi dapat menjamin kehidupan bagi yang bukan islam. 

Lalu apa dasarnya kita melakukan tindakan yang bisa berakibat perang saudara, karena kita yang anarkis? Boleh saja kita menyatakan ketidaksetujuan kita namun kita juga harus menolak untuk ditunggangi. Bila orang islam ingin berdemo 4 november nanti, haruslah melihat siapakah yang paling diuntungkan dari demo tersebut, apakah umat islam secara keseluruhan atau hanya beberapa gelintir orang. Bila yang dituntut permintaan maaf terhadap penghujat Al Maidah 51 maka mari kita menunjukkan ketidaksetujuan kita, namun menjadikan Al Maidah 51 sebagai alat politik maka hendaknya umat islam menyatakan ketidaksetujuannya pula.

Bila dibelakang aksi nanti  ada partai kuda, sapi dan kambing apakah kita tetap berteriak-teriak? Lalu apa yang sebenarnya kita tuju, eksistensi umat islam ataupun kemajuan partai kuda, sapi   dan kambing?  Berdemolah, tunaikan hak-hak kita, namun tidak melakukan kerusakan dan melampaui batas. Sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang melampaui batas.

Pemimpin islam maupun non-muslim , terlepas ia berbuat kerusakan atau tidak, ia mampu atau tidak itu tetap menjadi pertanggung jawaban umat islam pula. Penulis yakin bila memang umat islam berkuasa, maka umat islam akan memlihi pemimpin sesuai alak sehat, dan budi nuraninya. Sehingga apabila ia terpilih nanti itu bukan karena intergritasnya, bukan karena kemampuannya , bukan karena kecakapannya tapi karena kekuasaan yang berasal dari orang islam dan kepercayaan yang diberikan prang islam kepadanya. Kita dapat mengawasi, mengkontrol pemimpin tersebut sekalipun ia berasal dari muslim ataupun tidak. 

Disitulah sebenarnya kekuasaan umat islam. Umat islam  akan lebih mudah mengendalikan, mengawasi pemimpin yang bukan dari golongan islam, karena semua tindakannya akan terlihat jelas, kontras, apabila yang dilakukannya berlawanan dengan keinginan orang-orang islam. Telah sering terjadi pemimpin yang berasal dari kalangan islam namun jauh dari kepentingan islam.  Memperkaya diri sendiri, sewenang-wenang, gila kekuasaan dan masih banyak lagi yang menyebabkan citra umat islam itu sendiri. Maka kita dihadapkan kepada pilihan yang terkadang sulit, namun masih wajar ditengah riuh-rendahnya kehidupan berbangsa dan bernegara.

Penulis membuat tulisan ini bukan untuk membela, mendukung salah satu pasangan calon. Penulis bukanlah penduduk asli DKI, namun penulis berkeinginan memberikan pandangan politik bagi siapapun yang belum menentukan pilihannya.

  • Isu rasialisme

Berbicara tentang rasialisme, maka kita harus cerdas memaknai apa itu rasialisme. Rasialisme merupakan suatu penekanan pada ras atas pertimbangan rasial. Rasialisme ini biasanya timbul seperti diskriminasi, monopoli dan eksploitasi atas pertimbangan keunggulan faktor genetik, seperti keturunan dan warna kulit. Rasialisme sering dikait-kaitkan dengan identitas politik tanpa memperhatikan aspek sosial, budaya hingga ekonomi. Isu rasialisme kadangkala sering dipakai orang-orang yang telah terpojok identitasnya, ditengah-tengah tuntutan mayoritas.  Namun sadarkah kita rasialisme itu tidak hanya ada didalm politik, rasialisme juga berada didalam ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun