Mohon tunggu...
Fatah Baginda Gorby Siregar
Fatah Baginda Gorby Siregar Mohon Tunggu... -

-Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia - Ketua Komisi Politik Konferensi Cabang XIX GMNI Kota Medan -Ketua Lembaga Studi Elang-Rajawali Indonesia - Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenai Demo 4 November

2 November 2016   23:40 Diperbarui: 3 November 2016   00:03 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itulah mengapa penulis menekankan agar lebih mekanai rasialisme secara luas.  Bila melihat konteks Indonesia,  cari data dari 10 orang terkaya di Indonesia , paling banyak berasal dari etnis yang mana? Warna kulit yang mana? Inilah yang kita tidak sadari, rasialisme ekonomi terhadap kita, bumiputera. Tulisan ini akan banyak menuai kontroversi, sebagai seorang nasionalis, namun mengapa bung menulis tentang perbedaan ras, berteriak-teriak tentang ras?

Nasionalisme itulah yang membuat kita cerdas terhadap rasialisme. Didalam nasionalisme kita menginginkan sebuah bangsa dimana ada sebuah  persamaan, kesetaraan , tidak hanya dibidang politik saja namun disegala bidang termasuk ekonomi. Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang kata Bung Karno cinta manusia dan kemanusiaan.  

Nasionalis yang menerima rasa nasionalismenya itu  sebagai suatu wahyu dan melaksanakan rasa itu sebagai bakti. Nasionalisme yang enggan terhadap segaapaham kekecilan dan kesempitan, dimana nasinalisme itu adalah lebar dan luas, dengan member tempat pada lain-lain sesuatu, sebagai lebar dan luasnya udara yang member tempat pada segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup (Dibawa Bendera Revolusi hal.6). Maka karena itulah penulis menyinggung rasialisme, karena berbangsa dan bernegara tidakhanya dadalam realitas politik saja, namun juga harus adanya kesetaraan ekonomi bagi seluruh rakyat.  Jika ras yang sudah dominan didalam ekonomi ini masuk kedalam politik, maka mana tempat bagi kita pribumi?

Sejak zaman kolonial dahulu ras ini berada dikelas menengah, mereka hamper menguasai perekonomian di kota besar, mereka menjadi pemisah antara Belanda tulen maupun campuran, dengan pribumi inlander.  Sejak zaman kolonial kita menjadi warga kelas tiga, lalu masihkah kita terus-menerus berteriak rasis demi kepentingan mereka? Kita harus sadar ada golongan-golongan yang berteriak rasis tapi untuk mempertahankan status quo, untuk mempertahankan kemapanan, eksistensi, kepentingan dan dominasinya.  Orang-orang ini menjadikan rasialisme sebagai tameng karena jumlahnya yang kalah, padahal mereka melakukan rasialisme ekonomi terhadap kita, pribumi.  Kita haruslah cerdas menanggapi isu rasialisme, Bung Karno pernah mengatakan, “bila dominasi kelas itu dikuasai oleh satu ras, maka perjuangannya menjadi perjuangan ras”.

  • Mendukung dan Menyambut Baik

Bila dihadapkan kepada pilihan, maka kita harus memilih pemimpin yang jelas lebih banyak kebaikannya ketimbang keburukannya. Sebagai manusia yang berpikir, sekalipun ia yang paling baik diantara yang buruk maka kita harus segera memutuskan,  Golput, apatisme politik bagi penulis bukanlah jalan keluar bila kita tidak ingin yang terburuk memimpin.

Akhir tulisan ini penulis menyambut baik langkah presiden dalam mengundang semua alim ulama untuk duduk bermusyawarah.Karena memang ulamalah yang berhak dan bisa menenangkan batinnya umat. Inilah bentuk Negara bukan memunggungi agama, tetapi Negara memberikan pagar agar agama terjaga dan dapat tumbuh subur-sesuburnya didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semoga 4 november nanti, akan berjalan demo yang damai namun lugas , ciri umat islam sesungguhnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun