Mohon tunggu...
Farras RayhanNabil
Farras RayhanNabil Mohon Tunggu... ULM

Hai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Ekonomi Lingkungan terhadap Kelestarian Alam dan Kualitas Hidup

16 September 2025   09:36 Diperbarui: 16 September 2025   09:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ekonomi lingkungan merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari keterkaitan antara aktivitas ekonomi manusia dengan kelestarian lingkungan hidup. Dalam perspektif ini, lingkungan dipandang tidak hanya sebagai penyedia sumber daya alam, tetapi juga sebagai penerima dampak dari kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia. Artinya, setiap aktivitas ekonomi seperti produksi, distribusi, dan konsumsi akan selalu berhubungan erat dengan keberlangsungan ekosistem. Oleh sebab itu, ekonomi lingkungan hadir sebagai disiplin ilmu yang berupaya mencari keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan pelestarian lingkungan. Tanpa adanya keseimbangan, pembangunan ekonomi dapat mengarah pada eksploitasi berlebihan yang justru merusak kualitas hidup masyarakat (Soesanto, 2022).

Dalam konteks ilmu geografi, ekonomi lingkungan memiliki kedekatan yang sangat kuat. Geografi mempelajari ruang, pola, serta interaksi manusia dengan lingkungannya, sehingga dapat membantu menjelaskan bagaimana sumber daya alam tersebar dan bagaimana pemanfaatannya memengaruhi masyarakat di suatu wilayah. Contohnya, sektor pertanian bergantung pada faktor geografi seperti iklim dan kesuburan tanah, perikanan sangat dipengaruhi kondisi perairan, pertambangan bergantung pada sebaran geologi, dan pariwisata mengandalkan potensi alam maupun budaya setempat. Dengan kata lain, aktivitas ekonomi tidak dapat dilepaskan dari aspek geografis. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi lingkungan dan geografi saling melengkapi dalam memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana manusia seharusnya memanfaatkan sumber daya alam secara optimal tanpa merusak keseimbangan lingkungan (Purwanti, 2021).

Di Indonesia, pembangunan ekonomi terus digalakkan dalam berbagai bidang, mulai dari infrastruktur, kesehatan, pendidikan, hingga energi. Namun, pembangunan tersebut sering kali menimbulkan dilema. Di satu sisi, pembangunan dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi di sisi lain, pembangunan yang dilakukan tanpa kajian mendalam dapat merusak ekosistem lingkungan. Misalnya, pembangunan jalan atau jembatan besar yang tidak memperhatikan analisis dampak lingkungan (AMDAL) dapat menimbulkan kerusakan hutan, banjir, dan hilangnya habitat satwa. Untuk menghindari hal ini, setiap proyek pembangunan wajib melalui studi kelayakan atau feasibility study. Studi ini berfungsi sebagai pondasi agar pembangunan yang dijalankan tidak hanya menghabiskan anggaran, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas. Menurut Putri dkk. (2024), studi kelayakan merupakan analisis sistematis yang menilai apakah suatu ide atau proyek dapat dijalankan dengan baik dari segi teknis, finansial, hukum, lingkungan, hingga sosial. Tanpa adanya studi kelayakan, risiko pembangunan salah sasaran semakin besar, mulai dari kerugian ekonomi, penolakan masyarakat, hingga kerusakan lingkungan yang sulit dipulihkan.

Dalam kajian ekonomi lingkungan di perguruan tinggi, seperti pada mata kuliah Ekonomi Lingkungan di Universitas Lambung Mangkurat, studi kelayakan dipelajari dengan pendekatan multidimensional. Ada enam aspek utama yang menjadi fokus, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum, aspek lingkungan, serta aspek keuangan. Setiap aspek saling melengkapi untuk memastikan sebuah proyek pembangunan benar-benar siap dilaksanakan. Misalnya, pada pembangunan rumah sakit baru, pemerintah harus menganalisis kondisi demografi masyarakat, memperhatikan faktor geografis seperti aksesibilitas lokasi, memahami kondisi sosial budaya, serta mengukur tingkat kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan. Dengan pendekatan ini, rumah sakit yang dibangun tidak hanya berdiri megah, tetapi juga tepat sasaran dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Agustin dkk., 2024).

Manfaat studi kelayakan tidak hanya terbatas pada pemerintah. Investor, perbankan, hingga masyarakat umum juga memerlukan kajian ini. Investor membutuhkan studi kelayakan sebagai dasar untuk memastikan bahwa modal yang mereka tanamkan akan kembali dengan keuntungan yang sepadan. Perbankan menjadikannya acuan dalam memberikan pinjaman atau kredit kepada pelaku usaha maupun lembaga pembangunan. Sementara itu, masyarakat memperoleh jaminan bahwa proyek pembangunan tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, studi kelayakan dapat disebut sebagai jembatan antara ide pembangunan dengan realisasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (Putri dkk., 2024).

Selain itu, pentingnya ekonomi lingkungan juga dapat dilihat dari hubungannya dengan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan berkelanjutan menekankan tiga pilar utama, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pilar ekonomi memastikan adanya pertumbuhan, pilar sosial menjamin kesejahteraan masyarakat, dan pilar lingkungan menjaga kelestarian alam. Jika salah satu pilar diabaikan, maka pembangunan tidak akan mencapai tujuan utamanya. Sebagai contoh, pembangunan kawasan industri memang meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi jika mengorbankan lingkungan dengan polusi udara dan air, maka kualitas hidup masyarakat justru akan menurun. Inilah yang ingin dicegah oleh kajian ekonomi lingkungan melalui perencanaan, pengendalian, serta evaluasi terhadap dampak aktivitas ekonomi terhadap lingkungan.

Di era modern saat ini, peran ekonomi lingkungan semakin mendesak. Krisis iklim global, meningkatnya polusi, berkurangnya keanekaragaman hayati, serta deforestasi menjadi tantangan serius yang membutuhkan solusi berbasis ilmu pengetahuan. Ekonomi lingkungan hadir dengan menawarkan konsep bahwa pembangunan tidak harus berlawanan dengan pelestarian lingkungan. Dengan kebijakan yang tepat, misalnya melalui instrumen ekonomi berupa pajak lingkungan, subsidi energi terbarukan, perdagangan karbon, serta insentif bagi industri hijau, maka aktivitas ekonomi dapat tetap berjalan sekaligus mendukung kelestarian lingkungan.

Dengan demikian, pentingnya ekonomi lingkungan tidak dapat dipandang sebelah mata. Ekonomi lingkungan bukan hanya teori akademik, tetapi juga sebuah pendekatan praktis yang mampu menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pembangunan. Ia berperan penting dalam menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan pelestarian ekosistem, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Melalui studi kelayakan, pembangunan dapat berjalan lebih terarah, menghindari risiko, serta memberikan manfaat jangka panjang. Oleh karena itu, ekonomi lingkungan perlu terus dikembangkan, dipelajari, dan diterapkan dalam setiap aspek pembangunan agar Indonesia mampu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian alam dan kualitas hidup generasi mendatang.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun