Mohon tunggu...
Farras ShopyH
Farras ShopyH Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Profesi Psikologi

Menyalurkan bidang keilmuan dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menembus Tabu : Ulasan Fenomena Fantasi Sedarah di Media Sosial dari Perspektif Psikologi Forensik

17 Juni 2025   19:17 Diperbarui: 17 Juni 2025   19:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Zoom Meeting Apsifor Jabar/dok.pribadi/FarrasShopy)

Dari sisi evolusi, ia juga mengangkat fenomena Genetic Sexual Attraction (GSA) yakni ketertarikan seksual yang muncul antara kerabat biologis yang tidak dibesarkan bersama. Hal ini menjelaskan mengapa pasangan sedarah yang lama berpisah dan bertemu kembali bisa merasakan daya tarik yang salah arah.

Minim Data, Minim Penanganan

Salah satu kendala terbesar dalam menangani isu ini adalah minimnya data dan riset. Margaretha menyebut bahwa kasus-kasus inses sangat jarang dilaporkan karena dianggap memalukan dan aib keluarga. Akibatnya, kasus ini jarang masuk dalam agenda riset psikologi, padahal dampaknya sangat besar.

"Keluarga sering menutup-nutupi. Ini tabu besar, sehingga intervensi pun menjadi sangat sulit dilakukan," katanya.

Strategi Intervensi dan Peran Psikolog

Lalu, bagaimana kita harus menyikapi fenomena ini? Webinar ini menegaskan bahwa intervensi psikologi harus melibatkan pendekatan multidisipliner dari konselor, pekerja sosial, hingga aparat hukum. Pendekatan seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) disarankan untuk menangani pola pikir keliru yang melatarbelakangi perilaku menyimpang ini.

Selain itu, edukasi seksual sejak dini, pembentukan lingkungan keluarga yang aman dan suportif, serta pembatasan akses pada konten pornografi berperan penting sebagai langkah preventif.

Saatnya Berani Bicara

Webinar ini bukan hanya menyajikan informasi, tapi juga menjadi ajakan moral. Sudah saatnya kita berhenti membungkam isu-isu sensitif yang justru merusak dari dalam. Fantasi sedarah bukan sekadar urusan individu, tapi juga soal kesehatan mental, perlindungan anak dan integritas keluarga.

Sebagaimana pesan Margaretha di akhir sesi: "Bukan soal siapa yang melakukan, tapi bagaimana kita bisa menghentikan dan menyembuhkan."

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun