Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siapa Menikmati Kompensasi Kenaikan Harga Beras? Petani Tidak Termasuk

22 Februari 2024   10:42 Diperbarui: 22 Februari 2024   10:48 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: Pixabay        

Pada awal tahun 2024 ini Kondisi pangan di Indonesia cukup memgkhawatirkan yang ditandai dengan naiknya harga beras. Faktanya saat ini harga beras  baik jenis premium maupun medium per 16 Februari 2024 melonjak tajam dan diklaim sebagai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran dikalangan masyarakat terutama Golongan menengah kebawah.

Sebagai informasi, harga beras medium saat ini tercatat berada pada level Rp14.070 per kilogram. Harga ini bervariatif di sejumlah daerah dan ada yang mencatatkan harga perkilonya mencapai Rp20.000 untuk jenis medium. Sementara untuk harga beras premium saat ini rata-rata menyentuh harga Rp16.110 per kilogram di pasaran. Harga beras premium juga bervariatif, ada yang mencapai level Rp26.670 per kilogram

Terkait dengan kenaikan harga beras  terdapat sejumlah rumor yang disebut menjadi pemicu melonjaknya harga beras, beberapa diantaranya yakni akibat inflasi dan bansos yang diberikan pemerintah Kendati demikian, rumor tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya sebab pemerintah menegaskan sekalipun ada kenaikan harga beras, tidak ada kaitannya dengan bansos yang diberikan kepada masyarakat.

Selain itu penyebab kenaikan harga beras juga diutarakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Ia  menjelaskan bahwa harga beras saat ini naik akibat para petani belum panen karena siklus cuaca El Nino yang melanda Indonesia pada pertengahan 2023 kemarin. Bahkan lebih jauh orang Nomor satu di Indonesia presiden Joko Widodo memberikan penjelasan penyebab naiknya harga beras di awal tahun 2024. Menurut Jokowi, pemicu utamanya yakni produksi beras yang kurang atau cenderung menurun. Berkurangnya intensitas produksi beras sendiri dipicu oleh perubahan iklim ekstrem yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 2023 kemarin. Secara tidak langsung, jelas Jokowi, akhirnya proses panen beras kerap gagal karena iklim yang bisa berubah secara mendadak dalam beberapa waktu terakhir ini. Krisis produksi beras ini akhirnya berdampak pada kelangkaan dan memicu adanya kenaikan harga yang melejit di pasaran..

Terlepas dari  rumor naiknya harga beras,   Uniknya fakta dilapangan menunjukkan petani sebagai pelaku utama dalam industri pertanian tidak merasakan manfaat dari naiknya harga beras ini. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki mayoritas lahan pertanian yang dikelola oleh petani. Dalam aktivitasnya sehari-hari, petani merawat dan mengolah tanah untuk membudidayakan padi. Namun, sayangnya, hasil dari kerja keras petani seringkali tidak sebanding dengan upaya yang mereka lakukan. kondisi tersebut tergambar dengan jelas dalam naiknya harga beras di pasaran. Meski harga jual padi meningkat, petani tidak merasakan untung yang sepadan. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain tingginya biaya produksi, adanya penyimpangan dalam rantai pasok, dan kebijakan pemerintah yang dinilai tidak mendukung petani.

Sebagai ilustrasi,  Menurut data Badan Pusat Statistik, biaya produksi padi per hektar di Indonesia pada pertanian padi sawah tadah hujan mencapai rata-rata sekitar 12,4 juta rupiah pada triwulan IV tahun 2020. Biaya produksi tersebut mencakup biaya pengolahan lahan, pembelian benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Namun, perlu diingat bahwa biaya produksi dapat bervariasi tergantung pada lokasi, kondisi cuaca, dan faktor lainnya.

Selain itu Monopoli tengkulak atau pengepul beras memiliki peran penting dalam menentukan harga beli gabah dari petani. Namun, keberadaan tengkulak yang terlalu banyak atau monopoli tengkulak bisa membuat harga jual gabah atau beras yang dihasilkan petani menjadi lebih rendah. Sehingga, petani tidak mendapatkan keuntungan yang cukup dari hasil panennya.

Tidak hanya itu,  derita petai padi sawah semakin diperparah dengan Rantai distribusi yang panjang. Seperti diketahui  Rantai distribusi beras yang panjang juga bisa mempengaruhi harga beras di pasaran, sehingga petani padi tidak untung. Semakin panjang rantai distribusi, semakin banyak pihak yang menambahkan margin keuntungan mereka, yang pada akhirnya akan menambah harga jual beras di pasaran. Hal ini bisa membuat harga jual gabah atau beras yang dihasilkan petani menjadi lebih rendah. Jadi, penyimpangan dalam rantai pasok beras bisa menjadi faktor yang menentukan apakah petani padi mendapatkan keuntungan yang cukup atau tidak. Oleh karena itu, pemerintah dan pelaku usaha di sektor pertanian perlu saling berkolaborasi untuk memperbaiki rantai pasok yang efisien dan adil bagi petani

Meski banyak petani yang merasa khawatir dan terbebani dengan naiknya harga beras, namun justru sejumlah pihak lain yang justru merasakan manfaat dari kenaikan harga beras. Di antara pihak tersebut adalah tengkulak atau pengepul beras, pedagang beras di pasar tradisional, dan perusahaan pengolahan beras. Mereka semua justru mendapatkan laba dari naiknya harga beras di pasaran.

Menurut seorang petani di Kabupaten Pasaman Sumatera Barat, Sekarang, harga gabah yang ia  jual di tengkulak malah tidak sebanding dengan apa yang ia  keluarkan untuk memproduksinya. Ditambah lagi, ia harus memikirkan pengeluaran rumah tangga dan pendidikan anak nya. Ini tidak mudah untuk hidup sebagai petani," ujarnya dengan nada prihatin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun