Mohon tunggu...
farkhan syahrul mubarok
farkhan syahrul mubarok Mohon Tunggu... Guru di SMK Tunas Karya Comal

Saya seorang penulis yang percaya bahwa setiap kata bisa mengubah cara pandang seseorang terhadap hidup. Melalui tulisan, saya berusaha menghadirkan inspirasi, refleksi, dan semangat untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya juga tertarik pada tema-tema pendidikan, psikologi, dan nilai-nilai kehidupan yang berakar pada kearifan spiritual.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Duka dan Doa di Balik Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny : Ketabahan Santri yang Diuji

9 Oktober 2025   09:48 Diperbarui: 9 Oktober 2025   09:48 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari perspektif psikologi positif, tragedi ini bisa menjadi momentum untuk menumbuhkan resilience kemampuan seseorang untuk bangkit dari kesulitan. Ketabahan para santri dan keluarga korban menunjukkan bahwa di tengah duka yang mendalam, manusia memiliki potensi besar untuk menemukan makna baru dalam penderitaan. Iman berperan sebagai “penopang psikologis” yang membantu seseorang bertahan, karena kepercayaan bahwa setiap cobaan mengandung hikmah membuat beban batin terasa lebih ringan.

Aspek Sosial: Solidaritas dan Kepedulian Umat

Tragedi di Ponpes Al Khoziny juga menjadi cermin nyata tentang kekuatan solidaritas sosial di Indonesia. Tidak butuh waktu lama bagi masyarakat untuk bergerak memberikan bantuan. Relawan, tenaga medis, organisasi masyarakat, dan warga sekitar bahu-membahu mengevakuasi korban serta membantu keluarga yang ditinggalkan. Di media sosial, doa dan dukungan moral mengalir deras dari berbagai daerah.

Fenomena ini menunjukkan bahwa nilai gotong royong dan empati masih tertanam kuat dalam masyarakat kita. Musibah besar sering kali menjadi momen yang menyatukan, meluruhkan sekat-sekat sosial, dan menumbuhkan rasa kemanusiaan yang tulus. Dalam pandangan sosiologi agama, solidaritas semacam ini merupakan wujud dari ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah persaudaraan sesama umat Islam sekaligus sesama manusia.

Selain itu, tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya aspek keselamatan dalam pembangunan lembaga pendidikan. Kepedulian sosial tidak cukup berhenti pada doa dan bantuan sementara. Harus ada refleksi bersama untuk memastikan bahwa setiap pesantren dan sekolah di Indonesia memiliki standar keamanan yang memadai, agar duka serupa tidak terulang di masa depan. Di sinilah fungsi sosial agama bekerja: bukan hanya mengajarkan sabar, tetapi juga menumbuhkan tanggung jawab sosial untuk mencegah terulangnya penderitaan.

Dari Duka Menjadi Doa: Hikmah di Balik Tragedi

Musibah yang menimpa Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran adalah peristiwa yang memilukan, tetapi juga sarat makna. Ia mengajarkan bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan, dan bahwa iman yang sejati diuji bukan saat segala sesuatu baik-baik saja, melainkan ketika kita kehilangan sesuatu yang paling berharga.

Para santri dan keluarga korban telah menunjukkan keteladanan luar biasa dalam menghadapi duka dengan kesabaran dan doa. Mereka bukan hanya korban, tetapi juga saksi keteguhan iman di tengah cobaan. Masyarakat yang turut membantu memperlihatkan bahwa nilai kemanusiaan masih menjadi fondasi utama bangsa ini. Dari segi psikologis, mereka mengajarkan bahwa dukungan sosial dan spiritualitas bisa menjadi jalan penyembuhan yang efektif.

Kini, saat debu reruntuhan mulai mengendap, doa dan harapan terus menggema. Semoga para korban diterima di sisi Allah sebagai syuhada, dan para penyintas diberi kekuatan untuk melanjutkan kehidupan dengan hati yang tegar. Tragedi ini hendaknya menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa pendidikan, spiritualitas, dan keselamatan harus berjalan beriringan.

Karena pada akhirnya, reruntuhan fisik dapat dibangun kembali, tetapi reruntuhan hati hanya bisa disembuhkan dengan kasih, empati, dan doa. Dari tragedi inilah kita belajar, bahwa duka bisa menjadi doa, dan doa bisa menjadi jalan menuju kekuatan baru bagi seluruh umat.

🕊️ Artikel ini ditulis sebagai refleksi atas tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, dengan harapan agar seluruh elemen masyarakat dapat mengambil pelajaran dari sisi keagamaan, psikologis, dan sosial untuk membangun bangsa yang lebih berempati dan beriman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun