Mohon tunggu...
Ahmad Farith
Ahmad Farith Mohon Tunggu... Tentara - "Berusaha sedikit keras tidak akan membuat mu mati"

A patient that need heal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sesal

7 Januari 2021   07:16 Diperbarui: 7 Januari 2021   07:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kodratnya tidak sekuat lelaki namun masih saja,
Ke sana kemari membawaku dalam kantong kehidupannya,
Sering kali dibilang lemah namun tetap saja,
9 purnama aku dipikulnya ke sana kemari.

Wanita itu,
Aku tidak pernah lepas dari ingatannya,
Tak pernah lelah menyuapku dengan tangan hangatnya,
Merapikan bajuku yang seperti gelandangan.

Memberikan aku porsi zatnya,
Dia menginginkan aku bernyawa sempurna,
Memenuhi segala hajat bejatku,
Sehingga bulu kepalanya berganti abu keputihan.

Wanita itu,
Pernah aku buang dari diriku,
Aku yang berdosa karena terlupa,
Aku adalah manusia yang tidak bersyukur.
Senyuman wanita itu menghangatkan hatiku,
Suaranya membuatku candu ,
Aku ingin mendengar lagi suaranya,
Aku ingin lagi melihat senyuman itu.

Terlambat,
Wanita itu sudah berbungkus kain bendera menyerah,
Wanita itu sudah menutupi dirinya di tanah peristirahatan,
Menunggu waktu hari kebangkitan.

Ku mencoba membangunkannya,
Mengguncang tubuhnya dengan keras,
Namun mengapa dia masih belum tersadar?
Mengapa dia masih tertidur?

Mataku menitikkan air merah,
Hatiku mengaduh kesakitan,
Aku ditinggal dengan penyesalan,
Aku terpaksa memikul maaf yang tidak mendapat balasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun