https://youtu.be/08ak2cI_oKE?si=KikcJK29lTQD9EtqInput sumber gambar
Film dokumenter "Melawan Demam Geothermal" mengangkat isu lingkungan dan keadilan sosial yang berkaitan dengan proyek eksploitasi panas bumi di Gunung Gede Pangrango. Film ini menyoroti bagaimana proyek yang diklaim sebagai bagian dari transisi energi bersih justru membawa dampak negatif bagi masyarakat lokal, terutama petani yang bergantung pada tanah dan sumber air untuk bertahan hidup. Dokumenter ini juga menggambarkan bagaimana kebijakan pemerintah dalam pengelolaan energi sering kali tidak melibatkan masyarakat yang terdampak secara langsung. Â
- Ringkasan Film
Film ini diawali dengan pengenalan terhadap kehidupan masyarakat di sekitar Gunung Gede Pangrango yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Mereka bergantung pada kesuburan tanah dan ketersediaan air untuk bercocok tanam. Namun, proyek geothermal yang masuk tanpa sosialisasi yang memadai menimbulkan berbagai permasalahan. Lahan yang sebelumnya subur mulai rusak akibat aktivitas pengeboran, lubang-lubang gas panas muncul di berbagai titik, dan sungai yang dulunya menjadi sumber air bersih bagi warga tercemar lumpur. Â
Selain itu, film ini juga mengungkap adanya insiden kebocoran gas beracun di Dieng yang menyebabkan korban jiwa dan beberapa orang harus dirawat di rumah sakit. Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran masyarakat terhadap proyek geothermal yang akan dibangun di Gunung Gede Pangrango. Tidak hanya dampak lingkungan, proyek ini juga dianggap sebagai bentuk ketidakadilan karena masyarakat tidak diajak berdiskusi atau diberikan informasi sebelum proyek berjalan. Â
Dalam dokumenter ini, masyarakat desa mengorganisir perlawanan terhadap proyek tersebut dengan melakukan berbagai aksi penolakan, baik melalui pertemuan dengan pemerintah desa, aksi protes, hingga menyuarakan keresahan mereka di media sosial. Film ini juga menunjukkan bagaimana eksploitasi sumber daya alam sering kali dilakukan dengan mengorbankan kepentingan masyarakat kecil demi keuntungan segelintir pihak. Â
- Kelebihan Film
1. Isu yang Relevan dan Aktual
  Film ini membahas topik yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, di mana transisi energi menjadi salah satu fokus utama pemerintah. Namun, film ini mengajak penonton untuk lebih kritis dalam melihat dampak dari kebijakan tersebut terhadap masyarakat lokal. Â
2. Pendekatan Humanis dan Emosional
  Dokumenter ini tidak hanya menyajikan data dan fakta, tetapi juga menampilkan langsung suara masyarakat yang terdampak. Melalui wawancara dengan petani, santri, dan warga desa lainnya, film ini berhasil membangun empati dan menunjukkan bagaimana proyek ini mengubah kehidupan mereka. Â
3. Visual yang Kuat dan Realistis
  Penggunaan footage dari lokasi proyek, lahan yang rusak, serta kondisi sungai yang tercemar memberikan gambaran nyata tentang dampak eksploitasi geothermal. Ini memperkuat pesan yang ingin disampaikan dalam film. Â
4. Mendorong Diskusi Publik
  Film ini tidak hanya memberikan informasi tetapi juga mengundang penonton untuk berpikir lebih kritis mengenai kebijakan energi di Indonesia. Apakah transisi energi benar-benar dilakukan untuk kepentingan rakyat, atau justru menjadi ladang bisnis bagi perusahaan besar? Â
- Kekurangan Film
1. Kurangnya Perspektif dari Pihak Pemerintah dan Perusahaan
  Film ini sangat fokus pada suara masyarakat yang menolak proyek, tetapi kurang memberikan ruang bagi pihak pemerintah atau perusahaan geothermal untuk menjelaskan alasan mereka dalam menjalankan proyek ini. Hal ini membuat film terasa kurang seimbang. Â
2. Minimnya Pembahasan tentang Alternatif Solusi
  Dokumenter ini sangat kuat dalam mengkritik proyek geothermal, tetapi tidak banyak membahas solusi alternatif. Apakah ada cara lain untuk mengembangkan energi terbarukan tanpa merusak lingkungan? Bagaimana seharusnya pemerintah melakukan transisi energi dengan lebih adil? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak banyak dibahas dalam film. Â