Mohon tunggu...
faridhotulkhasanah
faridhotulkhasanah Mohon Tunggu... mahasiswa

saya adalah seorang penulis cerita singkat, saya sangat suka membaca novel, namun filsafat tidak kalah menarik. maka dari itu saya ambil kuliah jurusan filsafat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Tradisi Jaranan di Desa Bareng Kewajiban Pentas Jaranan, Reog Ponorogo dan Pagelaran Wayang di Bulan Suro

6 Desember 2024   18:45 Diperbarui: 6 Desember 2024   19:19 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Bareng, adalah salah satu desa yang akan dibahas dalam artikel ini. Desa Bareng terletak di Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk wilayah Selatan tepat di Lereng Gunung Wilis. Termasuk salah satu desa yang masih sangat asri dan kental akan budayanya hingga saat ini. Banyak sekali kepercayaan kuno yang masih dianut, dengan alih-alih untuk keselamatan Desa Bareng itu sendiri, hingga demi kemakmuran Desa Bareng sendiri. Sebagaimana dalam artikel ini, akan membahas salah satu sejarah tentang kebiasaan unik warga Desa Bareng, yaitu setiap bulan Suro diadakan arak-arak Jaranan, Reog Ponorogo dan Pagelaran Wayang Kulit. Arakan Jaranan dan Reog dari satu dusun ke dusun lainnya.

Sebelum membahas mengenai adat budaya, kita kan bahas profil Desa Bareng ini sendiri. Desa Bareng hingga sekarang belum ada yang mengetahui secara tepat kapan berdirinya atau babat tanah Desa Bareng. Secara pengertian kata "Bareng" sendiri atau biasa cara membacanya "Mbareng" ini merupakan dari dua kata dalam bahasa Jawa yang dijadikan satu, yaitu Ombo dan Pereng. Ombo memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu Luas, dan Pereng adalah terjal. Sesuai dengan letak geografis Desa Bareng sendiri yang luas namun juga terjal.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa "Bareng" sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki arti bersama-sama. Jadi dari pengertian tersebut juga dipakai sebagai visi misi gerak perkembangan dan kemajuan pemerintah Desa Bareng. Warga Desa Bareng juga seringkali mendapatkan apresiasi dari PEMDA Kabupaten Nganjuk sebagai Desa ramah dan gotong royong, bahkan seringkali mendapatkan juara Desa lainnya. "Menandakan bahwa nama sebuah desa sebagai cerminan desa itu sendiri, sebagaimana indahnya Desa Bareng yang penuh kemakmuran karena selalu bersama-sama." Ucap Kepala Desa Bareng.

Dalam wawancara mengenai Desa Bareng ini, penulis menjadikan Ilham Nova Widyatmoko sebagai narasumbernya. Ilham adalah seorang Kepala Desa Bareng, yang termasuk Kepala Desa termuda se-Kabupaten Nganjuk. Dalam perbincangan singkat itu, kami membahas mengenai sejarah munculnya adat istiadat arak-arakan dan pagelaran wayang tersebut.

Jaranan

Jaranan adalah kesenian Jawa Timur yang masih bertahan hingga kini dan memuat nilai moral serta identitas budaya Indonesia. Awalnya, jaranan menggambarkan prajurit gagah yang menunggang kuda, namun menurut Soenarto Timoer dalam "Reog Jawa Timur," penari kini merepresentasikan kuda itu sendiri. Selain itu, jaranan juga mengandung unsur keagamaan, seperti penghormatan kepada leluhur, penggunaan sesaji, doa, dan ritual ruwatan untuk menolak bala, yang dipimpin oleh pawang. Tradisi ini mencerminkan perpaduan antara kepercayaan lokal, Hindu-Buddha, dan Islam, sehingga menjadi seni yang kaya nilai spiritual bagi masyarakat Jawa Timur.

Reog Ponorogo

Reog Ponorogo merupakan kebudayaan yang berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Tarian Reog merupakan seni pertunjukan yang khas, dengan karakter utamanya, yaitu Singa Barong yang menari dan sebagai lambang kekuatan dan wibawa. Selain itu, Reog Ponorogo juga melibatkan tokoh Warok dan Gemblak, yang merepresentasikan nilai-nilai kebersamaan dan keberanian. Kesenian ini awalnya berfungsi sebagai bentuk kritik sosial dan hiburan, tetapi seiring waktu Reog Ponorogo menjadi bagian dari budaya dan identitas masyarakat Ponorogo, serta dipercaya memiliki unsur magis yang kuat. 

Wayang Kulit

Wayang kulit adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan bayangan boneka dari kulit kerbau atau kambing yang diukir, dimainkan di balik layar dengan cahaya lampu untuk menghasilkan bayangan. Tokoh-tokoh dalam wayang diambil dari kisah epik Hindu seperti Mahabharata dan Ramayana, serta cerita lokal. Selain sebagai hiburan, wayang sarat dengan nilai moral dan ajaran hidup. Ketika Islam masuk ke Nusantara, Wali Songo, terutama Sunan Kalijaga, menggunakan wayang sebagai media dakwah dengan memasukkan nilai-nilai Islam dan budi pekerti, termasuk kisah seperti Dewa Ruci yang mengajarkan pencarian hakikat Tuhan.

Adat Arak-arakan

Pada setiap bulan suro, di Desa Bareng diadakan arak-arakan jaranan, Reog, dan pagelaran wayang kulit. Acara tersebut dilaksanakan selepas bersih desa. Jaranan dan Reog dilaksanakan waktu siang hingga sore hari, dan pada malam hari adalah pagelaran wayang kulitnya. Dipercaya oleh warga Desa Bareng bahwa pelaksanaan acara tersebut dapat melindungi dan memberi kemakmuran Desa Bareng. 

Diyakini pada masa lampau, para leluhur menyelenggarakan pagelaran wayang kulit karena agama Islam masuk melalui dakwah Sunan Kalijaga yang menggunakan budaya Jawa, yakni wayang kulit. Selain itu, pertunjukan Jaranan dan Reog diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang berjuang untuk kesejahteraan Desa Bareng, kata Ilham dalam wawancara singkat. Bahkan pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020, kami tidak berani mengadakan arak-arakan, dan ternyata malah terjadi paceklik serta banyak peristiwa kematian lainnya, sehingga akhirnya kami terpaksa menggelar Jaranan dan Reog keliling antar dusun dan pagelaran wayang kecil-kecilan. Setelah itu, alhamdulillah, korban jiwa dalam jumlah besar bisa dihindari, lanjut Ilham. Hingga saat ini, pertunjukan Jaranan, Reog, dan wayang kulit masih terus diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur serta ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala berkah yang diterima oleh warga Desa Bareng.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun