Mohon tunggu...
Anis Farida
Anis Farida Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, aktivis

Menebar kebaikan untuk kebahagiaan semua makhluk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Saya Dapat Pekerjaan Bagus Setelah Lulus S2?

7 Agustus 2021   12:18 Diperbarui: 7 Agustus 2021   12:44 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertanyaan menukik dan tajam tentang nasib seseorang setelah lulus kuliah khususnya yang menyangkut prospek pekerjaan yang bisa diperoleh setelah menyandang gelar Magister seringkali saya terima, dalam kapasitas sebagai pengelola Program Studi S2 sebuah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri.

Mengapa pertanyaan retoris yang sulit dijawab tersebut masih seringkali dikemukakan?

Biasanya pertanyaan tersebut akan muncul saat mahasiswa tersebut mengalami kebimbangan dalam proses studi. Kebimbangan yang bersumber dari masalah keterbatasan finansial ,  kebimbangan karena kurang "sreg" dengan bidang ilmu yang dipilihnya, atau bahkan masalah pribadi ataupun masalah keluarga yang dihadapi. 

Pertanyaan semacam itu tentunya tidak bisa dijawab dengan satu kata "ya" atau "tidak", namun butuh penjelasan panjang lebar, agar mahasiswa setidaknya mempunyai gambaran tentang pilihan mana nantinya yang akan diambil. Penjelasan panjang lebar ini efektif dan efisien saat dulu sebelum pandemi covid19, karena bisa berhadapan langsung di ruang kerja sambil menikmati secangkir kopi ataupun teh.

Tidak sekedar menyampaikan namun juga berusaha memahami bahasa tubuh mahasiswa yang dihadapi, ada apa sebenarnya? Mengapa tiba-tiba ga yakin dengan pilihan studi yang sedang dijalaninya?

Tidak yakin dengan prospek bidang ilmunya, bahkan merasa tidak ada gunanya melanjutkan studi tersebut, toh nanti tidak bisa menjadi jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus dan gaji yang tinggi.

Nah di saat pandemi, tentu  bukanlah hal mudah memberikan nasehat ataupun berbagi wawasan agar mahasiswa tersebut nantinya bisa memutuskan kegalauannya.

Dalam konteks pandemi covid19  perlu pilihan kata yang lebih terbatas dan sederhana agar mudah dipahami mahasiswa. Karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk bisa berlama-lama chat via wa, telepon ataupun zoom meeting.

Persoalan setelah lulus S2 apakah merupakan jaminan mendapatkan pekerjaan bagus? tentunya sekali lagi berpulang kepada kapasitas individu masing-masing, tidak dapat digeneralisir bahwa setiap orang akan mendapatkan pekerjaan bagus setelah menyelesaikan pendidikan S2nya.

Karena kebutuhan dunia kerja sangat bervariasi, tergantung bidang kerja macam apa dan di mana?Serta penguasaan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, plus ketrampilan lain yang tidak diperoleh dari bangku perkuliahan.

Etika, tata krama, sopan santun, kejujuran, komitmen dan kemampuan beradaptasi tentunya menjadi hal penting bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus. 

Seorang mahasiswa yang serius meningkatkan kapasitas dirinya, dalam proses belajar tidak sekedar formalitas belajar di kelas, namun berusaha untuk belajar hal lain di luar SKS yang ditempuh.

Contoh sederhana menjadi panitia kegiatan ilmiah yang diselenggarakan Program Studi. Kelihatannya sederhana namun mempunyai arti yang luar biasa untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, berkoordinasi dan bekerjasama antar stake holders yang teribat dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Kegiatan -kegiatan lain yang menunjang skill dan knowledge seorang mahasiswa sebenarnya luar biasa banyak, namun seringkali dengan berbagai alasan, mahasiswa tidak mau mengikuti.

Bahkan lebih memprihatinkan lagi, tidak mau bersusah payah belajar secara serius, dan sekedar formalitas dalam melakoni proses pembelajaran. Tidak lagi risau ketika mengalami kesulitan belajar, karena semua bisa di googling secara instan, tanpa butuh keinginan untuk mendalami sebuah topik dengan membaca teks book.

Bahkan  perilaku "copy and paste" masih seringkali ditemukan melalui cek turnitin yang  dilakukan oleh dosen yang rajin memeriksa tugas makalah atau paper mahasiswanya. Cek turnitin menjadi kewajiban bagi mahasiswa yang akan maju ujian, tugas akhir dapat lolos manakala 20% saja kemiripannya.  

Problem ketidakseriusan ini makin terasa di saat pandemi covid19, yang telah berlangsung setahun lebih, tepatnya sejak 16 Maret 2020. Di mana semua bentuk pembelajaran ataupun kegiatan dilakukan secara daring atau online. Di satu sisi mudah, karena tanpa harus bergerak keluar rumah semua bisa dikerjakan oleh mahasiswa.

Namun di sisi lain juga terdapat keterbatasan, yaitu interaksi yang terbangun antara dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa, ataupun mahasiswa dengan tenaga kependidikan , serta dunia luar lainnya. Kemudahan untuk mendapatkan akses online secara gratis dalam berbagai bentuk workshop, pelatihan ataupun berbagai kemasan webinar sedemikian rupa banyaknya. Layaknya supermarket tinggal pilih sesuai kebutuhan. 

Pilihan untuk mengambil studi lanjut di  sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang berbasis keagamaan tentunya mempunyai nilai lebih di bidang agama, karena muatan bidang ilmunya selalu diintegrasikan dengan nilai-nilai agama.

Namun juga mengandung kelemahan ketika muatan standar untuk sebuah pencapaian gelar akademik tersebut berkurang dibandingkan PTN umum.

Tantangan ini tentunya menjadi satu masalah tersendiri, baik bagi institusi maupun individu. Pilihan selalu berpulang kembali kepada individu yang menjalani, bagaimana individu dapat menyesuaikan diri dan mengembangkan diri dalam sebuah sistem yang ada. Selamat berjuang untuk menggapai cita-cita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun