Mohon tunggu...
Anis Farida
Anis Farida Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, aktivis

Menebar kebaikan untuk kebahagiaan semua makhluk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maaf Sinyal Jelek: Selamat Menempuh Pembelajaran Daring

10 Februari 2021   09:26 Diperbarui: 10 Februari 2021   09:42 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran daring menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari di saat pandemi covid-19 mulai meluas di berbagai negara. Pertengahan Maret 2020, tepatnya hari Senin tanggal 16, adalah awal dimulainya pembelajaran daring di kampus dan sekolah di Jawa Timur. 

Saya masih ingat saat itu musim ujian skripsi,  tesis, dan disertasi. Penjadwalannya pun masih tertera secara offline dengan tatap muka di kampus. Kegiatan perkuliahan masih sekitar 5 kali tatap muka, tiba-tiba harus beralih ke media pembelajaran daring. Tidak siap, itu pasti! Karena di luar perkiraan bahwa pandemi berlangsung panjang.

Awalnya berspekulasi positif bahwa pandemi tidak akan berlangsung lama, sehingga pembelajaran daring ini hanya bersifat sementara. Belum ada pelatihan ataupun bimbingan teknis bagaimana mengelola perkuliahan secara daring. 

Alhasil tiap dosen di separoh semester Genap 2019/2020 berimprovisasi dengan fasilitas dan ketrampilan IT yang dimiliki, untuk tetap dapat menjalankan tugas menyampaikan materi kepada mahasiswa. Saya mencoba menggunakan Google Classroom untuk pemberian materi tertulis, aplikasi Zoom untuk tatap muka perkuliahan, dan media whatsapp grup untuk diskusi. 

Sungguh tidak mudah, atau tepatnya belum terbiasa harus menghadapi layar laptop seharian, dengan memandangi foto dan huruf. Suasana terasa lebih interaktif dan nyaman manakala mahasiswa aktif menyalakan mode open kamera, sehingga terbangun komunikasi dialogis. Namun karena alasan sinyal yang tidak stabil, berat di kuota, dan berbagai alasan lain, tatap muka interaktif menjadi sangat minimal.

Persoalan dana mulai teratasi dengan kebijakan pemberian subsidi kuota bagi mahasiswa maupun dosen, hal teknis penguasaan IT untuk keperluan pembelajaran daring juga dikebut dengan memberikan pelatihan melalui daring maupun offline, demi memberikan layanan terbaik bagi mahasiswa. 

Namun semester Gasal 2020/2021 bukan berarti melenggang aman tanpa kendala,  ternyata masih saja ada keluhan, tentang kuota yang belum sampai, sinyal di daerah mahasiswa buruk, sedang hujan deras, mati listrik, dan berbagai kendala lain, yang tidak terbayangkan terjadi manakala pembelajaran dilakukan secara langsung di kelas. 

Dalam pengelolaan kelas tatap muka, tata tertib tentang toleransi keterlambatan mengikuti perkuliahan, bisa ditegakkan. Berbeda dengan pembelajaran daring, yang setiap saat bisa terlempar keluar karena alasan sinyal tidak stabil atau ada gangguan. Sebagai dosen, tidak bisa memastikan bahwa mahasiswa tersebut memang terkendala sinyal atau sengaja membolos tidak mengikuti perkuliahan secara penuh. 

Keterlambatan mengumpulkan tugas karena alasan sinyal, atau mendadak hilang sinyal saat mendapatkan pertanyaan pada sesi tanya jawab di kelas ataupun di forum sidang proposal ataupun tugas akhir berupa skripsi, tesis dan disertasi, menjadi sebuah kelaziman. Tidak hanya mahasiswa yang mengalami, tapi dosen yang sedang menguji tiba-tiba terlempar keluar karena jaringan sinyal tidak stabil.

Dengan demikian tidak semua mahasiswa menggunakan sinyal sebagai modus untuk memperoleh kemudahan atau sengaja mangkir dari kewajiban dengan mengkambinghitamkan teknologi. Ada juga mahasiswa yang karena situasi pandemi harus berjibaku membantu orang tuanya bekerja sehingga proses belajar daring bukan menjadi prioritas. 

Dalam menghadapi kondisi demikian, apabila mahasiswa mengkomunikasikan secara terbuka, masih ada permakluman dan pemaaf, asalkan dia masih bisa memenuhi kewajiban mengerjakan tugas individu, tugas kelompok, dan mampu menyelesaikan ujian tengah semester maupun akhir semester. Namun sangat disayangkan manakala keterbatasan atau gangguan teknologi hanya dijadikan modus untuk mangkir dari kewajiban sebagai mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun