Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjuangan Naik Turun yang Sepadan dengan Keindahan Pemandangan Gunung Kerenceng

3 Mei 2021   20:30 Diperbarui: 4 Mei 2021   13:00 2864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puncak Gn. Kerenceng ditandai dengan tiang bendera. Sumber : koleksi pribadi

Do I want to go up or just see others on the top? Sumber : koleksi pribadi
Do I want to go up or just see others on the top? Sumber : koleksi pribadi

Puji TUHAN, Oma Wawa 61 yo... sudah vaksin ke-2, memeluk batu gunung. Sumber : koleksi pribadi
Puji TUHAN, Oma Wawa 61 yo... sudah vaksin ke-2, memeluk batu gunung. Sumber : koleksi pribadi

Akhirnyaaaaa... Puji TUHAN banget, satu per satu kami tiba di puncak Gunung Kerenceng pukul 14.35-14.40 langsung berfoto ria karena kabut putih sudah turun semakin cepat... foto dengan berbagai gaya dengan latar belakang papan nama Gunung Kerenceng 1754 Mdpl (bukan 1736 Mdpl seperti tertulis di Wikipedia). Luas puncak ini sangat mungil  dengan batu cukup datar di bagian tengah, mungkin hanya memuat maksimal 10 orang saja. Oh ya, sebagai informasi aja...di lokasi foto handphone tertulis Sumedang-Margamekar untuk puncak Gunung Kerenceng nan terjal ini.

Family Photo. Sumber : koleksi Elisabet
Family Photo. Sumber : koleksi Elisabet

All only by GOD's grace. Sumber : koleksi pribadi
All only by GOD's grace. Sumber : koleksi pribadi

Studio Photo. Sumber : koleksi pribadi
Studio Photo. Sumber : koleksi pribadi

Ngga mau terjebak medan tanah licin karena hujan dan gelap nya malam, maka mulai pukul 14.52 kami menuruni puncak gunung... bingung mau pakai gaya tengkurap atau gaya "ngesot" (artinya tracking pole dipendekin) atau normal berdiri ditopang tracking pole? Terserah loedeh, yang penting selamat pulang ke rumah masing-masing hahahahaha... Puji TUHAN, pukul 15.09 kami sudah berada di "kaki" puncak Gn. Kerenceng tempat kami berfoto sebelum memulai pendakian curam ke puncak tadi. Di jam tangan Kak Deddy tertera ketinggian / elevasi tempat ini adalah 1709 Mdpl.

Waktunya untuk turun gunung. Sumber : koleksi pribadi
Waktunya untuk turun gunung. Sumber : koleksi pribadi

Masih sempat foto saat turun dari puncak. Sumber : koleksi temans
Masih sempat foto saat turun dari puncak. Sumber : koleksi temans

Kami segera turun ke Pos 4 karena kabut semakin menyergap... hindari hujan karena jalanan tanah akan menjadi sangat licin, sementara kiri kanan jalan setapak adalah jurang. Dari "kaki" puncak ini, saya sudah merasakan lutut yang sakit dan gemetar jika dibawa menuruni gunung... sehingga saya tetap memilih gaya duduk ketika menuruni jalanan terjal dan menopang tubuh dengan tracking pole. Pukul 15.35 tiba di Pos 4 lalu tanpa istirahat lanjut menuju ke Pos 3 karena kami harus melalui bagian jalan setapak yang longsor sebelum hujan dan gelap senja.

Puji TUHAN untuk teman2 yang saling mendukung. Sumber : koleksi temans
Puji TUHAN untuk teman2 yang saling mendukung. Sumber : koleksi temans

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun