Mohon tunggu...
Farhan Nugraha
Farhan Nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalis

Manajer Komunikasi Publik Netfid Indonesia | Reporter Investortrust | Fungsionaris PB PMII

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PMII dan Meritokrasi ala Rafsanjani

17 April 2024   14:28 Diperbarui: 17 April 2024   14:30 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu Rafsan juga telah menginisiasi pembentukan kelompok studi sejak ia menjabat sebagai Ketua PC PMII Ciputat beberapa waktu silam. Menurut Rafsan, kelompok studi tersebut memiliki konsep fakultatif. Namun penulis memiliki keterbatasan sumber terkait dengan penjelasan kelompok studi ini.

Visi Indonesia Emas 2045

Layaknya pemimpin nasional, ide Rafsan soal membumikan kembali sistem meritokrasi di tengah kader PMII ialah didasari atas visi besar 20-30 tahun ke depan. Melalui meritokrasi, Rafsan mengingatkan kembali kader-kader PMII untuk tidak hanya menjadi penumpang kapal besar yang bergerak menuju Visi Indonesia Emas 2045.

Pada tahun 2045 mendatang, Rafsan meyakini wajah NU masa depan ialah apa yang terlihat pada PMII di masa kini. Dalam menjalakan tugasnya sebagai salah seorang pimpinan PMII, Rafsan ingin memastikan organisasi bergerak ke arah yang tepat dengan mencetak kader-kader yang hebat.

Rafsan juga meyakini saat ini kemajuan NU berada di depan mata, tergantung bagaimana PMII bekerja. Satu cita-cita besarnya ialah bagaimana NU yang ditopang oleh kader PMII menjadi kontributor utama terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Refleksi Diri Kader PMII


Sebagai kader PMII dan sekaligus menyambut hari lahir organisasi yang ke-64 tahun, satu-satunya tugas kita ialah membuktikan bahwa Rafsan salah.

Membuktikan bahwa Rafsan salah tentang realita kader PMII yang menggantungkan masa depan bukan kepada diri sendiri. Membuktikan bahwa Rafsan salah tentang kader PMII tidak memiliki daya juang dan daya saing.

Membuktikan bahwa Rafsan salah tentang tidak butuh hingga 30 tahun untuk menjadikan sistem meritokrasi sebagai budaya organisasi. Dan pada akhirnya, melanjutkan cita-cita Rafsan untuk mewujudkan NU yang ditopang oleh kader PMII sebagai kontributor utama dari terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Dengan tetap menaruh hormat kepada pimpinan teras PB PMII lain, penghormatan tertinggi layak diberikan kepada Sekjen Rafsanjani yang telah gugur dalam mengemban tanggungjawab organisasi. Tangan terkepal dan maju ke muka!

Selamat Harlah PMII ke-64 tahun, Selamat jalan Sekjen kami Muhammad Rafsanjani. Alfatihah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun