"Pemimpin sejati lahir dari hati yang peduli, bukan sekadar berani memberi perintah."
Leadership Camp Gerakan Ayo Peduli Sesama - Kalimat itu terasa nyata di Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago, Depok, Jawa Barat. Selama empat hari, 31 Agustus -- 3 September 2025, 16 santri penerima beasiswa Laskar Langit mengikuti kegiatan Leadership Camp yang digelar oleh Gerakan Ayo Peduli Sesama (GAPS).
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan kepemimpinan biasa, melainkan ruang pembentukan karakter bagi anak-anak yatim, yatim piatu, dan dhuafa untuk tumbuh sebagai pemimpin muda masa depan.
Belajar Memimpin di Tengah Hening Pesantren
Pagi itu, halaman pesantren dipenuhi semangat peserta yang berseragam sederhana. Mereka diajak keluar dari zona nyaman melalui berbagai kegiatan: outbound training, diskusi kelompok, hingga refleksi malam.
"Di sini kami tidak hanya membicarakan teori kepemimpinan, tetapi langsung mempraktikkannya. Anak-anak belajar bekerja sama, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab," ujar Dr. Awaluddin Faj, M.Pd, Pimpinan Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago.
Menurutnya, kepemimpinan bukanlah bakat bawaan, melainkan proses yang ditempa melalui pengalaman dan latihan berulang.
Dari Yatim Jadi Pemimpin
Peserta Laskar Langit Leadership Camp adalah santri penerima beasiswa yang diseleksi dari berbagai daerah. Mereka belajar di Primago dengan dukungan GAPS dan para donatur. Status yatim dan dhuafa yang melekat pada mereka justru menjadi energi untuk tumbuh lebih kuat.
"Kita harus melihat sejarah. Rasulullah SAW juga seorang yatim, namun beliau tumbuh menjadi pemimpin besar. Kehilangan bukan penghalang untuk sukses," pesan Ustadz Nurjulizar, SEi, Pembina GAPS, saat memberikan motivasi di hadapan peserta.
Sesi motivasi ini menjadi momen emosional. Beberapa santri menitikkan air mata, menyadari bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi.