Tengah malam itu, saat saya sedang ngobrol bersama para jamaah laki-laki. Ada salah satu jamaah bercerita tentang pengalaman uniknya. Ia mempunyai seorang teman yang memiliki julukan gusdur. Mirip dengan presiden ke-empat negeri ini.
Syahdan, suatu ketika ia sedang menanak nasi di ndalem. Tidak sengaja menemukan bungkus sasa ajinomoto (prodak penyedap rasa). Ia  perhatikan seksama setiap tulisan yang tertera dalam bungkus tersebut, dan tidak sengaja  matanya menyapu sebuah tulisan tulisan . Perasaan dalam hatinya mulai resah.
Menurut pendapatnya sendiri, tulisan aksara arab yang menunjukan kehalalan prodak tersebut tidak sesuai dengan kaidah kepenulisan yang ia pelajari. Menurut koreksinya, seharusnya label halal tersebut, bertuliskan . dengan modal keresahan dalam hatinya. Ia memberanikan diri untuk mengirimkan surat.
Dear pabrik sasa ...
Perkenalkan. Nama saya ialah Abdurahman Wahid, orang-orang memanggil saya dengan sebutan gusdur. Namun bukan sebagai mantan presiden nomor empat, saya hanyalah seorang santri dari pesantren Lirboyo, Kediri. Surat ini saya sampaikan, akibat keresahan dalam hati ini. Bukan karena kiriman yang telat. Ataupun rasa yang tak terbalaskan. Akan tetapi  akibat dari tulisan yang terpampang dalam bungkus sasa. Saya menyebutnya micin, sebagai penyedap rasa. Tulisan aksara arab yang terpampang pada bungkus depannya itu, saya rasa kurang pas. Menurut kaidah kepenulisan yang saya pelajari. Seharusnya di tulis seperti ini . demikianlah isi surat ini saya sampaikan. Saya harap anda membalasnya dengan mengkoreksi tulisan label pada kemasan yang akan dipasarkan nanti.
Wassalam..
                                                                                                           Pengirim
                                                                                                           Abdurahman Wahid
     Â
Setelah beberapa hari mengirimkan surat, tanpa disangka, ia mendapatkan balasan yang setimpal. Kala itu, namanya dipanggil oleh petugas pengiriman barang.
"Dari pabrik sasa mas". Sambil menyodorkan satu kardus penuh