Mohon tunggu...
fara rezqy yusrani
fara rezqy yusrani Mohon Tunggu... Mahasiswa aktif di Universitas Terbuka dan Institut Agama Islam Bakti Negara Tegal

Menyusun kata demi kata dengan baik dan bermakna menjadi mimpi yang perlu dilatih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Generasi Melek Pajak melalui Literasi Digital di Sekolah

6 Agustus 2025   21:54 Diperbarui: 6 Agustus 2025   21:54 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dapat kita lihat bersama bahwa literasi pajak perlu menjadi bagian dari pendidikan karakter, yang dapat di tanamkan sejak dini bahwa membayar pajak adalah salah satu bentuk kontribusi nyata warga negara terhadap bangsa.

Selain penyampaian dan praktik secara langsung yang telah disebutkan, terdapat juga cara penyampaian baru yang dapat dilakukan untuk pelajar masa kini, di tengah kehidupan generasi digital. 

Karena mereka lebih akrab dengan TikTok ketimbang buku pajak, lebih cepat menangkap pesan dari video animasi, dan lebih tertarik dengan game edukatif daripada mengerjakan soal-soal konvensional.

Di sinilah pendekatan digital menjadi kunci. Materi pajak dapat dikemas dalam berbagai bentuk konten interaktif, seperti video singkat, infografis, kuis daring, atau bahkan dengan game edukatif. 

Direktorat Jenderal Pajak pun telah memulai langkah ini melalui kanal-kanal media sosialnya. Tinggal bagaimana sekolah, khususnya guru, dapat mengintegrasikannya dalam kegiatan pembelajaran.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan perlu didorong untuk berperan aktif sebagai agen literasi pajak. Karena tidak semua guru paham mengenai sistem perpajakan modern, khususnya dalam konteks ekonomi digital. 

Oleh karena itu pelatihan atau kerja sama antara Direktorat Jenderal Pajak dengan institusi pendidikan bisa menjadi jembatan penting. Dimulai dari guru yang paham, akan lahir  calon wajib pajak yang bertanggungjawab. 

Jika guru paham, mereka bisa menanamkan nilai-nilai ini secara kontekstual dan menarik kepada  siswa. Lebih dari sekedar pengetahuan, yang dibutuhkan adalah perubahan pola pikir.  

Perubahan pola pikir itu paling efektif dimulai sejak dini, sejak mereka duduk di bangku sekolah. Mereka mengenal arti menjadi bagian dari masyarakat, belajar tentang hak dan kewajiban, serta memahami bahwa setiap tindakan yang mereka lakukan memiliki dampak bagi lingkungan sekitar. 

Peran pendidikan menjadi sangat penting, bukan hanya mengajarkan konsep pajak secara teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan gotong royong sebagai bagian dari kehidupan bernegara. 

Pajak bukanlah beban, melainkan bentuk partisipasi aktif dalam membangun bangsa. Membayar pajak bukan sekedar kewajiban administrative, tetapi juga wujud cinta tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun