Faranisa Fauziana, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.Â
Saat jam pulang sekolah, Putri hanya diam di kelas. Ia takut dengan perlakuan Bima dan Zahra padanya. Biasanya Zahra, Putri, Nisa, dan Sari selalu pulang bersama dan saling menunggu satu sama lain. Namun, saat ini mereka meninggalkan Putri sendirian. Hal ini terjadi karena Nisa dan Sari lebih membela Zahra ketimbang Putri.
 Setelah kejadian itu, Putri tidak memiliki teman. Ia dijauhi teman-temannya karena banyak yang tidak suka dengan Putri. Banyak cemooh yang diterima oleh Putri. Kebanyakan dari mereka ikut menyalahkan Putri.
"Jadi anak tukang jahit saja bangga, sudah sombong, seenaknya sendiri, dan suka melaporkan temannya sendiri. Bagaimana kita mau bermain denganmu" Ucap Zahra  pada Putri.
Mendengar hal itu, Putri hanya diam dan menangis. Keesokan harinya, Putri mencoba untuk menghampiri Zahra, Nisa, dan Sari. Namun, mereka menolak kehadiran Putri. Mereka lebih memilih untuk menjauhi Putri karena kebencian yang sudah ada dalam diri mereka pada Putri.
" Put lebih baik kamu tidak bermain lagi dengan kita, kamu mencari saja teman yang lain, teman yang memiliki satu pemikiran denganmu" Ucap Nisa pada Putri
" Apa salahku pada kalian?" tanya Putri pada Nisa, Sari, dan Zahra.
" Setelah perbuatanmu kemarin, Kamu masih tidak tau kesalahanmu apa?" Ucap Zahra dengan nada tinggi pada Putri"
" Aku minta maaf Zah, aku tidak bermaksud untuk melaporkanmu, aku hanya membela kebenaran karena perbuatanmu itu salah" ucap Putri pada Zahra
" Sudah aku tidak mau lagi berbicara denganmu, lebih baik kamu pergi dan tidak bermain lagi dengan kita!" Zahra melempar buku pada Putri.
" Maafkan aku Zah, Aku tidak akan mengulanginya itu"