Assalamu'alaikum, sobat! Selamat sore, selamat menikmati rona jingga, semoga selalu dalam lindungan-Nya. Â Baiklah, sore ini sebenernya penulis ingin berbagi tentang bisnis, tapi entah mengapa, judul yang muncul lagi-lagi mengarah ke ranah psikologi pendidikan. Oke, hm..kali ini penulis akan kembali membagikan pengalaman sebagai konselor sekolah yang semoga bisa bermanfaat untuk kita. Penulis akan senang, jika pembaca ikut memberikan sumbangsih pikiran dan ikut nimbrung berdiskusi permasalahan ini di kolom komentar, jangan sungkan ya!
      Baiklah, sebagai sarjana psikologi yang mengambil concern psikologi pendidikan dan mulai bekerja di sebuah institusi pendidikan, tentunya bercita-cita memaksimalkan potensi yang ada dan memanfaatkannya untuk membantu konseli, namun banyak sekali pasal di dalam kode etik yang perlu ditaati guna mendapatkan hasil yang maksimal sehingga konseli juga mendapat penanganan yang maksimal. Keterbatasan utama yang saya rasakan sebagai sarjana psikologi yang bekerja di bidang ini adalah saya cukup meraba raba dalam memahami serta memberikan solusi atas permasalahan konseli, proses pengambilan data yang masih terbatas membuat penulis putar otak agar tetap bisa mengambil data lebih banyak lagi untuk diolah.
      Sebenarnya menjadi BK adalah sebuah tantangan, mengingat banyaknya konseli yang harus kita layani sehingga Secara tidak langsung menuntut kami untuk mengenal tiap individu konseli lebih jauh, padahal jam BK sendiri tidak ada di beberapa semester, sehingga menyebabkan perlu izin ke guru mata pelajaran. Sehingga penulis berpikir dan merenung, metode apa yang efektif untuk mengenal peserta didik, secara mendalam dengan waktu yang singkat.
      Setelah membaca buku panduan kurikulum 2013, sebenarnya alat nontes yang dapat digunakan oleh layangan BK adalah observasi, wawancara, angket, AUM dan ITP. Namun, menurut penulis, beberapa aspek tersebut masih kurang untuk memperdalam dinamika psikologis konseli, sehingga penulis mencari beberapa alternatif hingga menemukan alternatif-alternatif lain seperti penggunaan angket "all about me", angket ini berupa selebaran yang berfungsi untuk mengumpulkan data konseli yang berisi banyak pertanyaan yang menyangkut hal pribadi konseli, seperti hobi, nama orang tua, film favorit dan lain sebagainya sehingga dari paparan angket tersebut, penulis berharap dapat menggali diri konseli lebih jauh lagi dalam proses konseling individu. Berikut adalah contoh angket all about me yang penulis gunakan di kelas, semoga membantu!