Ilustrasi Genangan Air
Pernah gak kamu merasa kesal saat ingin keluar rumah, jalan kompleks atau gang penuh genangan air karena hujan? Genangan air yang bukan cuma bikin becek dan menghambat akses, namun juga bisa jadi sarang jentik yang akhirnya banyak nyamuk penyebab demam berdarah. Di banyak kota besar, masalah banjir dapat semakin parah karena kurangnya lahan resapan air. Padahal, ada solusi sederhana, murah, dapat dilakukan sendiri di rumah, dan ramah lingkungan: biopori

Masalah Kita: Sampah Organik dan Genangan Air
Setiap hari, masyarakat Indonesia menghasilkan banyak sampah rumah tangga. Hingga saat ini yang menjadi penyumbang sampah terbesar di Indonesia adalah sampah rumah tangga yaitu sampah organik seperti sisa makanan, kulit buah sayur, atau daun-daun kering (Maspupah et al., 2023). Sayangnya, saat ini masih banyak sampah organik dan anorganik yang tidak dipilah terlebih dahulu dan langsung berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Di sisi lain, air hujan makin sulit meresap ke dalam tanah karena halaman rumah sudah banyak yang ditutupi paving atau beton. Akibatnya, genangan air muncul dimana-mana. Bukan hanya bikin kesal dan repot, tapi juga bisa jadi sumber penyakit. Permasalahan besar ini, sampah organik dan genangan air bisa diatasi dengan satu solusi sederhana: biopori.
Apa itu Biopori?
Biopori merupakan lubang resapan vertikal yang dibuat di dalam tanah dengan tujuan meningkatkan daya serap air, mengurangi genangan, serta memperbaiki kualitas tanah sekitar. Teknologi biopori ini dikembangkan oleh Prof. Dr. Kamir Raziudin Brata dari Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai salah satu solusi sederhana dan ramah lingkungan untuk mengurangi permasalahan banjir serta sampah organik. (Brata et al., 2014). Lubang ini kemudian diisi dengan sampah organik rumah tangga. Fungsinya sangat beragam:
- Mempercepat laju air hujan meresap ke dalam tanah.
- Mengurangi genangan air yang bisa jadi sarang nyamuk dan berpotensi menyebabkan banjir.
- Mengubah sampah organik menjadi kompos alami yang menyuburkan tanah.
Dapat dikatakan bahwa biopori bukan sekedar lubang kecil, namun dapat menjadi "mesin alami" yang membantu menjaga keseimbangan lingkungan.
Pembuatan Lubang Biopori
Alat dan bahan
- Pipa paralon diameter 10-30 cm.
- Tutup pipa paralon.
- Bor.
- Sampah organik: sisa sayur, kulit buah, daun kering, nasi basi, dll.
Cara pembuatan
- Potong pipa sepanjang 80-100 cm
- Lubangi sisi pipa dengan bor, lubang ini berfungsi sebagai penyaring sampah dan sirkulasi udara.
- Buat lubang di tanah dengan kedalaman 100 cm dengan diameter 10-30 cm (bergantung dengan diameter paralon).
- Masukkan pipa ke dalam tanah, pastikan pipa terpasang dengan stabil dan biarkan sedikit menonjol di atas permukaan tanah.
- Isi lubang dengan sampah organik, kemudian tutup menggunakan tutup pipa paralon. (Brata et al., 2014)
Manfaat Nyata Lubang Biopori untuk Kita
Dengan mengikuti langkah-langkah pembuatan lubang biopori dan setiap rumah setidaknya mempunyai 2-3 lubang biopori, manfaatnya akan langsung terasa (Brata et al., 2014):
- Berfungsi optimal untuk mengelola sampah organik rumah tangga (sisa makanan, sayur, buah, daun kering, dan lain-lain).
- Membantu penyerapan air hujan, banjir serta genangan air berkurang.
- Tanah semakin subur, sehingga ada kompos gratis untuk tanaman.
- Penurunan risiko penyakit, karena genangan berkurang, nyamuk pun berkurang.
Cerita Nyata di Lapangan, Biopori bukan Sekadar Teori
Manfaat lubang biopori bukan hanya sekadar konsep dan teori semata. Di berbagai daerah, penerapan lubang biopori telah menunjukkan hasil nyata dalam mengurangi genangan air dan risiko banjir. Misalnya, program penerapan biopori di salah satu desa di kabupaten Kebumen, berhasil menurunkan genangan air sebesar 70% pada titik genangan. Dengan adanya lubang biopori juga menjadi simpanan pupuk dalam pengelolaan sampah organik yang tidak termanfaatkan (Afrie, 2025). Selain itu, Universitas Ngurah Rai, Bali, telah menanam 100 titik lubang biopori yang harapannya dapat menghasilkan dampak positif berupa pengurangan genangan air serta peningkatan kualitas tanah. (Ardana et al., 2025)
Gotong Royong dan Tips Praktis Membuat Biopori Lebih Efektif
Membuat lubang biopori sebenarnya gampang banget bukan? Tapi dampaknya akan jauh lebih terasa jika dilakukan bersama-sama. Bayangin kalau dalam satu RT atau satu perumahan ikut bikin minimal dua lubang setiap rumahnya, hasilnya: genangan air bakal jauh berkurang, tanah akan jadi lebih subur, kualitas lingkungan akan semakin baik. Artinya, lubang biopori bisa jadi gerakan yang murah tapi punya dampak besar.
Selain itu, ada beberapa tips praktis yang dapat dilakukan supaya lubang biopori yang kita buat tetap awet dan maksimal fungsinya:
- Isi lubang biopori hanya dengan sampah organik. Hindari sampah anorganik seperti plastik yang dapat menyumbat pipa.
- Pilih lokasi yang tepat. Sekitar pekarangan rumah, dekat pohon atau tanaman hias jadi pilihan bagus, karena nutrisi dari kompos akan langsung terserap ke tanah.
- Hindari lokasi yang terlalu dekat dengan sumber air untuk menghindari kontaminasi.
- Rutin isi ulang. Setiap beberapa hari atau satu minggu sekali menambahkan sampah organik kembali agar proses pembentukan kompos terus berjalan.
- Cek kondisi pipa secara berkala. Pastikan lubang biopori tidak tersumbat dan tutup rapat untuk mencegah sampah anorganik dan hewan masuk.