Jubah, peci, sarung, tasbih, surban, hanyalah simbol. Orang boleh memakainya sesuka hati. Oleh para ulama, atau begal, atau koruptor yang berlagak sudah bertaubat. Yang paling penting adalah seberapa besar keimananmu pada Tuhan. Seberapakah kadar kemanusiaanmu, sebagaimana yang dipesankan Tuhan untuk menyayangi saudara manusiamu seolah menyayangi dirimu sendiri?
Nietzsche pernah menulis sebuah kalimat fenomenal di karyanya, Also Sprach Zarathustra, yaitu, "Tuhan telah mati." Alih-alih menerimanya secara literal lewat menegasikan Tuhan, coba maknai secara kontekstual dari cerminan hamba-hamba-Nya.
Perhatikan bagaimana pemaknaan atas sifat-sifat kebaikan dan kemanusiaan digantikan dengan simbol-simbol dan atribut-atribut semata. Maka, Nietzsche tak salah dengan kata-katanya. Bukannya ia melihat tuhan mati sebagai makhluk, melainkan bahwa tidak ada unsur-unsur ketuhanan --religiusitas, akhlak, dan kemanusiaan-- pada para pengikut dan pemuja tuhan itu sendiri. Tidak ada tuhan dalam diri mereka.