Mohon tunggu...
Fandi Patodingan
Fandi Patodingan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Dilahirkan di Mamasa, Sulawesi Barat, putra ke 2 dari 4 bersaudara, saat ini saya menempuh pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana (SALATIGA), S1 Jurusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi. aktif di organisasi internal eksternal, saat ini menjabat Ketua Jaringan Mahasiswa Sosiologi se-Jawa, Korwil II, Jateng. dan Humas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Surat Terbuka untuk Bupati Mamasa

5 April 2015   00:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang terhormat Bapak Bupati Kabupaten Mamasa di Mamasa

Melihaat carut marutnya keadaan Mamasa beberapa tahun terakhir ini mengundang banyak sorotan dari warga Mamasa, sorotan yang paling massif muncul adalah kerusakan jalan yang semakin hari semakin parah. Tidak jarang kalimat-kalimat  ekstrim muncul dari penguna media social dan juga obrolan-obrolan lepas sebagia besar warga Mamasa terkait persoalan tersebut, tanggapan masyarakat selalu menjurus kepada buruknya masa kepemimpinan Pak Ramlan Badawi dan Pak Victor paotonan, Penulis tidak melihat sepihak bahwa ini adalah serta merta terjadi di era bapak memimpin melainkan masalah ini yang telah berlangsung di era sebelumnya. Namun kehadiran bapak saat ini menjadi dambaan masyarakat Mamasa secara umum dalam membangun Mamasa yang jauh lebih baik ke depan tapi ternyata di klaim oleh banyak orang sebagai era yang paling gagal.

Masyarakt sangat mengerti bahwa mengemban tugas yang diamantkan oleh rakyat bukanlah sebuah perkara mudah, tetapi masyarakat berprinsip bahwa ketika bapak menyatakan diri siap untuk maju untuk memimpin Mamasa, di saat yang sama pula masyarakat menyimpulkan bahwa bapak berkompeten dalam memimpin Mamasa 5 tahun kedepan, tapi nyatanya harapan masyarakat kembali dikecewakan dengan tidak terealisasinya keluhan yang semula di alami sebelum era bapak. Persoalan infrastruktur jalan di Mamasa sudah mestinya terlewatkan karena menginggat berdirinya Kabupaten Mamasa sejak tahun 2002 persoalan jalan sudah menjadi persoalan pokok dan hingga tahun 2015 kondisinya semakin memprihatinkan, artinya masyarakat Mamasa harusnya sudah diarahkan ke perdebatan bagaiman menjadi masyarakat yang berdaya cipta kreatif dan inovatif buka terus menerus di perhadapkan dengan keluhan yang sama, lantas bagaimana peran pemerintahnya dalam hal ini? Apatisme masyarakat semakin mengerucut dengan banyaknya kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro rakyat melainkan kebijakan ini diturunkan tampa ada formulasi terlebih dahulu dengan masyarakat.

Buruknya jalan sangat berimplikasi terhadap spirit masyarakat dalam berkreasi, masyarakat Mamasa adalah orang-orang yang sebetulnya memiiki etos kerja yang tinggi namun karena buruknya infrastruktur dalam menunjang keberlangsungan mereka sehingga meraka terlihat seperti tak punya kemampuan apa-apa. Masyarakat butuh mobilisasi dari pemerintah, andaikan jalan ini mulus betapa banyaknya lapangan pekerjaan akan tercipta, sepanjang jalan kabupaten Mamasa sangat efektif untuk membuka usaha-usaha mikro belajar, dari daerah lain di emperan jalan menjadi penanda potensi lokal yang dimiliki suatu daerah. Jangan  kaget jika suatu ketika jalan Mamasa mulus di sepanjang jalan berdiri para pedagang yang sedang mempromosikan budaya mamasa hasil industry dan hasil tani lewat berjualan, lalu apakah bapak anti hal ini semoga tangan bapak Bupati dan aparaturnya terbuka dengan impian kami untuk Mamasa yang lebih baik, Bapak Bupati yang saya hormati “Perestasi tidak akan di tenggelamkan oleh Zaman ia akan di kenang selamanya”

Semoga bapak Bupati  Kabupaten Mamasa dan instansi terkait bisa membaca surat terbuka ini sehingga bisa memikirkan langka yang strategis untuk mamasa yang jauh lebih baik

Hormat Saya

Pandi Patodingan

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun