Mohon tunggu...
Farhan Abdul Majiid
Farhan Abdul Majiid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Alumnus Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia | Alumnus SMA Pesantren Unggul Al Bayan | Penikmat Isu Ekonomi Politik Internasional, Lingkungan Hidup, dan Kajian Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Buya Hamka dan Tragedi 1965

30 September 2018   08:16 Diperbarui: 30 September 2018   08:25 2645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: hidayatullah.com

Pandangan lain beliau mengenai komunisme juga dituliskan dalam buku Keadilan Sosial dalam Islam. Beliau menulis,

Kaum komunis mengingkari adanya kekuasaan Allah. Bertuhan dipandang sebagai suatu kebodohan. Mereka menganjurkan kemerdekaan dan kebebasan, dan juga dari Allah. Oleh karena teori itu melanggar ketentuan Sunnatullah, akhirnya terpaksa juga mereka mengadakan kekuasaan, yaitu kekuasaan diktator manusia. Katanya, diktator akan berhenti ketika kehidupan komunisme telah tercapai.

Hikmah 

Kisah Buya Hamka di kisaran konflik Indonesia di tahun 1965 (sebelum dan sesudahnya) memberi banyak hikmah bagi kita. Pertama, beliau mencontohkan kepada kita bagaimana tetap tegar di tengah badai fitnah dan masa yang kacau. Kedua, beliau mampu menjadi seorang yang lapang dada dan berhati ikhlas, bahkan kepada orang yang pernah berbuat jahat kepada beliau.

Ketiga, beliau mampu bersikap adil. Serangan dari kelompok komunis tidak lantas menjadikan beliau membenci orang-orangnya. Beliau membenci komunisme, menolak pahamnya, namun tidak menaruh benci bahkan kepada Pram, budayawan yang berkubu "kiri" pada masa itu. Keempat, beliau mampu memanfaatkan situasi sulit untuk sesuatu yang baik. Terbukti, sekalipun beliau dipenjara, beliau mengisi waktu dengan menulis. Bukan main-main, menulis tafsir Al Quran!

Terakhir, beliau mengajarkan untuk menjalin ikatan iman yang kuat. Dengan itulah, berbagai kesulitan dapat dilalui, dengan pertolongan dari Allah. Rencana Allah pastilah yang terbaik. Sekalipun mungkin di awal kita tidak nyaman ataupun tidak suka.


Semoga keteladanan beliau mampu kita jadikan pelajaran bagi kehidupan berbangsa di hari ini dan hari ke depan.

Daftar Bacaan

  1. HAMKA. Tafsir Al Azhar Jilid 1. (Jakarta: Gema Insani Press, 2015)
  2. HAMKA. Tafsir Al Azhar Jilid 3. (Jakarta: Gema Insani Press, 2015)
  3. HAMKA. Tasawuf Modern. (Jakarta: Republika, 2016)
  4. HAMKA. Keadilan Sosial dalam Islam. (Jakarta: Gema Insani Press, 2015)
  5. Rusydi Hamka. Pribadi dan Martabat Buya Hamka. (Jakarta: Noura Books, 2017)
  6. James R. Rush. Adicerita HAMKA: Visi Islam Sang Penulis Besar untuk Indonesia Modern. (Jakarta: Gramedia, 2017)
  7. Adrian Vickers. A History of Modern Indonesia (Cambridge: Cambridge University Press, 2007)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun