Risiko pengingkaran oleh IsraelÂ
Israel punya catatan---setidaknya menurut pengkritik dan pihak lawan---melakukan tindakan yang dianggap pelanggaran terhadap perjanjian atau interpretasi "amanat tak tertulis".Â
Beberapa risiko:
*Israel bisa menunda penarikan militer atau melanjutkan operasi lokal di zona konflik meskipun ada kesepakatan, dengan dalih "masih ada sasaran militan".
*Dalam pertukaran tahanan, Israel mungkin menuntut syarat tambahan yang sifatnya berubah-ubah (misalnya: pelepasan hanya tahanan non-muslim, atau tahanan tertentu dikecualikan).
*Penyaluran bantuan kemanusiaan bisa digunakan sebagai lever politik atau kontrol --- Israel bisa membatasi akses bantuan ke Gaza jika pihak lain dianggap melanggar ketentuan.
*Interpretasi "zona aman" atau "teritori yang ditarik mundur" bisa disubjektifkan agar Israel tetap mempertahankan keunggulan militer lokal.
Jadi ketidakpercayaan terhadap janji Israel bukan ketidakpedulian --- itu sikap wajar dalam konflik di mana kekuatan militer dan keamanan selalu punya jalan untuk menawar ulang.
Perjanjian Damai Trump
Versi perdamaian ini sering disebut "rencana 20-21 poin untuk Gaza / rencana perdamaian 2025". Â
Intinya: gencatan senjata / gencatan militer jangka awal, pertukaran tahanan / sandera, pembebasan jenazah, pembukaan blokade kemanusiaan, penarikan sebagian militer Israel dari Gaza, pembentukan pemerintahan transisi Gaza (organisasi teknokrat atau netral) yang bukan langsung dikuasai Hamas, dan langkah-langkah keamanan di kemudian hari. Â