Arendt menekankan bahwa kekerasan tanpa refleksi moral akan melahirkan banality of evil --- kejahatan yang terjadi karena sistem, bukan kebencian personal.Â
Dalam kasus ini, bombardir Gaza, pembunuhan anak-anak, dan penghancuran rumah sakit dilakukan dengan dalih "keamanan nasional".
3.Kemunafikan Global dan Politik Dua Standar
Dunia yang cepat mengutuk kekerasan Rusia di Ukraina justru bungkam terhadap agresi Israel.Â
Fenomena ini menyingkap hipokrisi politik global: HAM dijadikan alat diplomasi, bukan nilai universal.
Pembahasan
Dua tahun setelah serangan 7 Oktober, Israel memperingatinya dengan retorika duka dan penghormatan nasional.Â
Namun di balik seremoni itu, Gaza masih terbakar. Blokade tetap diberlakukan, bantuan kemanusiaan diperlambat, dan ribuan tahanan politik Palestina tetap disiksa.
Reaksi global memperlihatkan gejala perubahan: lebih dari 150 negara kini mengakui Palestina sebagai negara merdeka (UNGA, 2025). Namun kekuasaan veto Amerika di Dewan Keamanan PBB terus menggagalkan resolusi gencatan senjata permanen. Dunia berteriak, tapi kekuasaan bisu.
Serangan 7 Oktober, dalam kerangka ini, bukan semata kekerasan, tetapi teriakan eksistensial dari bangsa yang kehilangan ruang hidupnya.Â
Hamas, meski menggunakan cara militer, lahir dari ruang sosial yang dikunci. Ketika diplomasi dibungkam, perlawanan menjadi bahasa terakhir yang dimengerti penjajah.