Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Serangan 7 Oktober, Teriakan Putus Asa Dunia yang Diblokade: Menggugat Hegemoni, Menguji Nurani & Menelanjangi Kemunafikan Global atas Palestina

7 Oktober 2025   20:00 Diperbarui: 7 Oktober 2025   20:00 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal, penderitaan Gaza telah lama membentuk ekosistem ketidakadilan yang terlegitimasi oleh tatanan global.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif-analitik dengan pendekatan teori hegemoni Antonio Gramsci dan etika politik Hannah Arendt.

Sumber data meliputi laporan resmi PBB, ICRC, Amnesty International, serta pemberitaan dari The Guardian, Al Jazeera, dan Haaretz hingga Oktober 2025.

Analisis difokuskan pada bagaimana struktur kuasa, wacana, dan moralitas global saling berinteraksi dalam menilai tragedi 7 Oktober dan dampaknya terhadap legitimasi internasional.

Kajian Teoritik

1.Hegemoni dan Produksi Narasi (Gramsci)

Gramsci menyatakan bahwa kekuasaan tidak hanya ditegakkan dengan kekuatan fisik, tapi juga dengan persetujuan sosial melalui kontrol atas ide dan informasi. 

Israel, dengan dukungan penuh Amerika Serikat dan Uni Eropa, memegang kuasa atas representasi konflik.

Dalam konteks Gaza, hegemoni itu tampil dalam bentuk legitimasi blokade, framing berita sepihak, dan pembungkaman narasi kemanusiaan Palestina.

2.Etika dan Kekerasan Struktural (Arendt)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun