Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Love

Perubahan Dinamika Relasi Toksik Setelah Kehadiran Hubungan Validatif Alternatif

25 Agustus 2025   18:50 Diperbarui: 25 Agustus 2025   18:50 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan validatif alternatif (Sumber gambar: Meta AI)

Pasangan baru yang memberi dukungan emosional bukan hanya memperkuat harga diri subjek, tetapi juga mematahkan siklus kontrol pasangan toksik

Tulisan ini membahas dinamika relasi toksik dalam hubungan asmara, terutama ketika salah satu pihak (subjek) menemukan hubungan alternatif yang lebih validatif secara emosional. 

Studi kasus imajiner digunakan untuk menggambarkan bagaimana kehadiran pasangan baru yang penuh perhatian dan suportif dapat mengubah orientasi emosional korban, sekaligus mengguncang posisi dominan pasangan toksik.

Pendahuluan

Hubungan toksik ditandai oleh dominasi, kontrol, perendahan harga diri, dan minimnya dukungan emosional (Evans, 2020). 

Individu yang terjebak sering mengalami penurunan rasa percaya diri serta meningkatnya ketergantungan emosional pada pasangan toksik. 

Namun, dalam beberapa kasus, kehadiran "hubungan validatif alternatif" mampu memicu proses kebangkitan diri.

Metodologi

Tulisan ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif imajiner, di mana pengalaman subjek dianalisis melalui kacamata psikologi relasi dan teori validasi emosional. 

Data berupa narasi hubungan digunakan untuk mengidentifikasi perubahan dinamika kekuasaan dan pergeseran pusat perhatian emosional.

Kajian Teoritik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun