Pasangan baru yang memberi dukungan emosional bukan hanya memperkuat harga diri subjek, tetapi juga mematahkan siklus kontrol pasangan toksik
Tulisan ini membahas dinamika relasi toksik dalam hubungan asmara, terutama ketika salah satu pihak (subjek) menemukan hubungan alternatif yang lebih validatif secara emosional.Â
Studi kasus imajiner digunakan untuk menggambarkan bagaimana kehadiran pasangan baru yang penuh perhatian dan suportif dapat mengubah orientasi emosional korban, sekaligus mengguncang posisi dominan pasangan toksik.
Pendahuluan
Hubungan toksik ditandai oleh dominasi, kontrol, perendahan harga diri, dan minimnya dukungan emosional (Evans, 2020).Â
Individu yang terjebak sering mengalami penurunan rasa percaya diri serta meningkatnya ketergantungan emosional pada pasangan toksik.Â
Namun, dalam beberapa kasus, kehadiran "hubungan validatif alternatif" mampu memicu proses kebangkitan diri.
Metodologi
Tulisan ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif imajiner, di mana pengalaman subjek dianalisis melalui kacamata psikologi relasi dan teori validasi emosional.Â
Data berupa narasi hubungan digunakan untuk mengidentifikasi perubahan dinamika kekuasaan dan pergeseran pusat perhatian emosional.
Kajian Teoritik