Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Love

Perubahan Dinamika Relasi Toksik Setelah Kehadiran Hubungan Validatif Alternatif

25 Agustus 2025   18:50 Diperbarui: 25 Agustus 2025   18:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan validatif alternatif (Sumber gambar: Meta AI)

Berbeda dengan relasi-relasi sebelumnya, pasangan alternatif ini tidak hanya menjadi "cermin", tetapi juga "penyembuh". 

Ia menyediakan perhatian dan cinta dua arah yang membuat subjek merasakan kembali eksistensinya.

*Tahap 4: Pergeseran Dinamika Relasi

Pasangan toksik kehilangan kontrol. Ia menjadi caper (cari perhatian), berusaha meniru perilaku romantis, karena sadar posisinya tak lagi dominan.

Kehadiran hubungan validatif alternatif dapat berfungsi sebagai katalisator kebangkitan diri. 

Dalam konteks relasi toksik, pasangan baru yang memberi dukungan emosional bukan hanya memperkuat harga diri subjek, tetapi juga mematahkan siklus kontrol pasangan toksik. 

Hal ini menunjukkan bahwa cinta yang sehat bukan sekadar pembuktian, tetapi pemulihan.

Referensi

*Evans, P. (2020). The Verbally Abusive Relationship. Adams Media.

*Forward, S. (2019). Emotional Blackmail: When the People in Your Life Use Fear, Obligation, and Guilt to Manipulate You. HarperCollins.

*Linehan, M. M. (1993). Cognitive-Behavioral Treatment of Borderline Personality Disorder. Guilford Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun