Sejak malam itu, kastil tua itu dikenal oleh penduduk sekitar sebagai tempat yang selalu penuh dengan tawa pria dan wanita, meski bagi mata manusia kastil itu kosong
Alexander Varen, pria Kaukasoid tampan dengan rambut cokelat sedikit basah karena hujan ringan, menatap kastil tua yang baru dibelinya.Â
Terletak di puncak bukit terpencil Skotlandia, kastil itu berdiri megah namun penuh aura misteri.Â
Dinding batu tua dipenuhi lumut, dan jendela tinggi seperti mata yang mengawasi siapa pun yang datang.
Sejak pertama kali melangkah masuk, Alexander merasa kastil itu... hidup.Â
Langit-langit yang menjulang tinggi memantulkan gema langkahnya, dan aroma kayu tua bercampur debu membuatnya tersenyum getir.Â
Ia membayangkan malam-malam yang tenang di sini, jauh dari hiruk-pikuk kota, namun malam pertama segera membawanya ke dunia yang tak pernah dibayangkan.
---------------
Di lorong panjang, lampu gantung berayun pelan, dan dari balik bayangan muncul sosok wanita bergaun merah.Â
Rambut hitamnya panjang, mata gelap dan memikat, kulitnya pucat seperti porselen, namun tatapannya membakar hati Alexander.
"Siapa kamu?" tanya Alexander, suaranya nyaris hilang di antara gema lorong.