"Aku menunggumu," jawab wanita itu, suaranya lembut, seperti melodi yang mengalir di antara angin malam.
---------------
Hari demi hari, Alexander mulai merasakan obsesi yang aneh---ia menunggu kemunculan wanita itu, memperhatikan bayangannya di cermin, mendengar langkah yang tak terlihat.Â
Kastil yang dulu terasa sepi kini penuh bisikanÂ
dan aroma mawar yang menyesakkan dada.
---------------
Suatu malam, Alexander memutuskan mengikuti suara itu. Ia menelusuri tangga berderit, melewati perpustakaan tua yang penuh buku berdebu, hingga tiba di ruang balai yang luas.Â
Di sana, wanita bergaun merah menari sendiri, bayangan cahaya lilin menari di dinding.
"Datanglah," bisiknya, tangan terulur. "Aku bisa bersamamu selamanya."
Alexander melangkah maju, hatinya berdetak tak terkendali. Ia tahu sesuatu terasa salah, tapi obsesi mengalahkan rasa takutnya.Â
Saat tangannya menyentuh gaun merah itu, bayangan kastil bergetar, dinding berdecit, dan cahaya lilin menari liar.