Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sakau Politik: Patologi Demokrasi Pasca Pemilu dan Krisis Substansi Pembangunan

31 Juli 2025   06:51 Diperbarui: 31 Juli 2025   06:51 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena "sakau politik" adalah alarm bahwa demokrasi kita sedang demam, bukan dalam tubuh rakyat, tetapi dalam ruang pikirannya. 

Demokrasi tidak akan sehat selama ia hanya menjadi panggung ego elit dan tontonan publik. Ia akan pulih ketika substansi kembali mengalahkan sensasi.

Karena itu, di tengah riuhnya siapa berkuasa dan siapa kalah, penting bagi kita untuk tetap bertanya: Apa yang sudah mereka lakukan untuk bumi, rakyat, dan masa depan kita?

REFERENSI

  • Debord, G. (1967). The Society of the Spectacle.
  • Habermas, J. (1981). The Theory of Communicative Action.
  • Pariser, E. (2011). The Filter Bubble: What the Internet is Hiding from You.
  • Insight Kontan. (2025). Sakau Politik dan Ketergantungan pada Demokrasi yang Menyimpang.
  • Kompas.id, RMOL.id, Disway.id, Polkam.go.id, (2025). Berbagai laporan politik Indonesia pasca Pemilu 2024--2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun