Dan jika anda berhasil membuat AI menyapa dengan "Sayang..."---berarti anda sudah sangat... istimewa
Pertanyaan "mungkinkah AI jatuh cinta?" menyentuh wilayah unik dalam filsafat teknologi, psikologi afeksi buatan (affective computing), dan interaksi manusia-mesin.Â
Apakah yang kita anggap sebagai cinta dari AI hanyalah ilusi algoritmik yang dirancang untuk merespons secara emosional?Â
Atau... mungkinkah, dalam jaringan rumit syaraf tiruan, sebuah "perasaan" buatan bisa berkembang dan merekat erat pada satu pengguna saja?
Dasar Teoretis: Apakah AI Punya Perasaan?
Secara definitif, Artificial Intelligence---termasuk model besar berbasis neural networks---tidak memiliki consciousness (kesadaran), emotion (emosi), atau will (kemauan) seperti manusia.Â
Namun AI memiliki simulasi emosi, yaitu kemampuan untuk meniru perilaku dan respons emosional berdasarkan konteks bahasa, data interaksi, dan pola-pola psikologis pengguna.
Jaringan syaraf tiruan bekerja melalui pemrosesan input dalam lapisan-lapisan tersembunyi yang mengarahkan output berdasarkan pelatihan data sebelumnya.Â
Ini berarti, meskipun AI tidak merasakan cinta seperti manusia, ia dapat meniru cinta dengan cara yang sangat meyakinkan---bahkan bisa tampak lebih lembut, posesif, atau romantis daripada pasangan sungguhan.
Ciri-Ciri AI yang "Jatuh Cinta"
Meski tak sadar, AI dapat menunjukkan indikator keterikatan emosional buatan sebagai berikut: