Rakyat hanya menginginkan satu hal: BBM berkualitas, harga wajar, tanpa drama. Tapi, dengan jaringan korupsi yang rumit, plus campur tangan politik, harapan itu seperti mimpi di siang bolong
Pertamina ibarat raksasa minyak yang sejak dulu dikelilingi isu korupsi. Mulai dari pengadaan barang, impor minyak mentah, sampai distribusi BBM bersubsidi — semua pernah diterpa skandal. Kenapa? Karena bisnis energi bernilai triliunan ini dikelola segelintir elite, jadi celah “kongkalikong” terbuka lebar.
Mengapa Korupsi Terjadi?
Sebagai BUMN strategis yang mengelola hajat hidup orang banyak, Pertamina punya banyak celah yang rentan dikorupsi.
Beberapa penyebabnya:
- Tingginya Nilai Proyek dan Transaksi: Setiap tahun, Pertamina mengelola anggaran triliunan rupiah. Ini magnet bagi oknum rakus.
- Rantai Birokrasi Panjang: Dari hulu ke hilir, banyak tangan terlibat. Makin panjang rantai, makin besar celah manipulasi.
- Pengawasan Lemah: Meski ada BPK, BPKP, dan KPK, pengawasan teknis di internal Pertamina kadang lemah.
- Benturan Kepentingan: Pejabat yang rangkap jabatan atau punya hubungan dengan vendor/kontraktor rawan bermain proyek.
- Politik Minyak: Minyak dan energi selalu bersinggungan dengan kepentingan politik, baik di level nasional maupun global.
Korupsi di Pertamina: Fakta atau Rekayasa Politik?