Meskipun resiko terbesar dari cacar monyet mengintai penyuka sesama jenis, namun mereka yang bukan pun bisa juga beresiko, sebab penularan dapat terjadi melalui kontak langsung, seperti makan, minum bersama, atau memakai kamar mandi yang sama.
Kelompok lain yang mungkin berisiko tinggi terkena cacar monyet adalah orang dengan immunocompromise misalnya infeksi HIV/AIDS, leukimia, limfoma, transplantasi organ, terapi agen alkilasi, antimetabolit, radiasi, penghambat faktor nekrosis tumor, kortikosteroid dosis tinggi, hingga penyakit autoimun. Populasi anak-anak juga termasuk beresiko, terutama kurang dari 8 tahun, Wanita hamil atau menyusui, Orang dengan satu atau lebih komplikasi misalnya infeksi kulit bakteri sekunder, gastroenteritis dengan mual/muntah yang parah, diare, dehidrasi, bronkopneumonia, dan penyakit penyerta.
Saat telah terinfeksi cacar monyet, maka orang-orang yang harus diprioritaskan rawat inap adalah mereka dengan penyakit parah seperti penyakit hemoragik, lesi konfluen, sepsis, ensefalitis.
Gejala cacar monyet
Gejala cacar monyet yang mirip dengan gejala cacar air. Diawali dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Berbeda dengan gejala cacar air, cacar monyet adalah bahwa cacar monyet mengakibatkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati)
Masa inkubasi cacar monyet yang berkisar dari 6 hingga 13 hari, bahkan bisa juga  5 hingga 21 hari' sebagaimana dikutip dari kompas.com (25/7/2022) akan menyebabkan gejala:
- Sakit kepala
- Demam akut >38,5oC
- Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
- Nyeri otot/Myalgia
- Sakit punggung
- Asthenia (kelemahan tubuh)
- Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)
Kewaspadaan memang sangat diperlukan untuk mengantisipasi meluasnya wabah cacar monyet, sebab penularan terjadi melalui darah, cairan tubuh, lesi kulit akibat  kontak erat dengan pasien yang terinfeksi secara langsung (direct close contact). Penularan juga dapat terjadi melalui paparan terhadap sekresi saluran napas yang terinfeksi, juga objek yang telah tercemar oleh cairan tubuh pasien.
Periode inkubasi cacar monyet berlangsung selama 5-21 hari, dengan rerata 6-16 hari. Setelah melewati fase inkubasi, pasien akan mengalami gejala klinis berupa demam tinggi dengan nyeri kepala hebat, limfadenopati, nyeri punggung, nyeri otot dan rasa lemah yang prominen.
Setelah 1-3 hari demam, akan timbul bercak-bercak pada kulit, dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya tubuh. Bercak tersebut umumnya ditemukan pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Seiring waktu, bercak akan berubah menjadi lesi kulit makulopapuler, vesikel dan pustule yang dalam 10 hari akan berubah menjadi koreng.
Mengapa WHO berusaha menutupi?
Beberapa waktu lalu para peneliti telah menemukan virus cacar monyet pada cairan sperma seorang pria penyuka sesama jenis, jelas menunjukkan betapa cacar monyet telah menyebar sedemikian masif hingga menginfeksi cairan sperma yang tersembunyi. Â