Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cacar Monyet, Ditetapkan Pandemi Global Setelah Merebak di 75 Negara?

30 Juli 2022   05:59 Diperbarui: 5 Agustus 2022   06:43 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cacar monyet (pic: advocate.com)

Namun WHO berusaha menutupi dan meredamnya, demi tidak melukai hati dan perasaan kaum penyuka sesama jenis, agar mereka tidak merasa dikucilkan, sebab pengucilan dikhawatirkan akan  membuat mereka segan dan khawatir mencari akses pengobatan, yang berakibat wabah sulit diatasi.

Tujuan WHO yang sepertinya mulia ini tak sejalan dengan makin cepatnya monkeypox menyebar ke seluruh dunia, hingga kemudian WHO menyerah, dan menetapkan sebagai pandemi global.

Bagi mereka yang tidak mempercayai adanya hari akhir, munculnya wabah cacar monyet hanya dianggap sebuah perjalanan wabah virus sebagai resiko hubungan sesama jenis. Namun bagi yang mempercayai adanya hari akhir, selain memang cacar monyet sebagai resiko hubungan sesama jenis yang dilarang Tuhan yang sudah pasti memiliki konsekwensi bila melanggarnya. 

Jalan tengah dari perbedaan di atas, adalah bahwa apapun yang diperbuat manusia akan membawa efek jangka panjang, dengan sebuah konsekwensi dan akibat yang harus siap dtanggung.

Hubungan sesama jenis sangat rentan dan beresiko, sebab anus sebagai tempat membuang kotoran rentan luka. Ketika terjadi gesekan yang menyebabkan luka, hingga kemudian berdarah, luka tersebut akan dilewati kotoran saat buang air besar, tentunya rentan nfeksi. Infeksi yang terus menerus akan membuat luka menjadi basah dan bernanah, sehingga dapat mengarah ke HIV, yang lama kelamaan membuat daya tahan tubuh menurun, imunitas tidak ada lagi, yang rawan terkena AIDS, apalagi cacar monyet.

Bukan hal mudah untuk melarang seseorang menghentikan apa yang telah menjadi pilihan hidupnya, sebab semua kembali tujuan hidup. Seseorang yang merasa warna hitam menjadi kesukaannya, tidak akan mungkin berubah kecuali ada alasan yang merubah hati dan pikirannya. Apa yang disukai adalah berdasar pada pilihan hati dan pikiran, tidak ada yang dapat merubahnya kecuali diri sendiri.

Upaya pencegahan

Lalu bagaimana upaya pencegahannya jika telah mengglobal dan sulit membendung penyebarannya?

  • Stop melakukan hal yang dapat membuat cacar monyet menular secara cepat, misal hubungan sesama jenis
  • Hindari kontak dengan penderita, sebaiknya tidak penggunaan alat makan bersama, alat mandi, peralatan rumah tangga, yang rentan terkena cairan tubuh
  • Bila menemui pasien yang menderita cacar monyet, kenakan APD (Alat Pelindung Diri)
  • Jika sudah terlanjur menjadi penderitanya, sebaiknya menjaga diri sendiri dengan protokol kesehatan ketat, agar tidak menularkan pada orang lain. Sebab dalam hitungan waktu, sama dengan cacar lainnya, cacar monyet dapat sembuh juga, asalkan pengobatan teratur.
  • Bagi yang meyakini adanya Tuhan, jangan merasa pintu tobat telah tertutup, Sebab tidak ada yang mustahil di balik dosa dan kesalahan yang menggunung.
  • Bagi yang tidak mempercayai Tuhan, resiko penyakit akan selalu ada, daya tahan tubuh manusia tidaklah sekuat dalam film-film manusia super, ada saatnya tubuh menjadi lemah dan rentan mengalami kerusakan. Jika sudah demikian untuk apa lagi hawa nafsu yang selama ini menggelora? Ketika tubuh telah melemah dan rusak, kemana akan mencari penggantinya?

Cacar monyet bukan hanya sebuah resiko yang harus diterima oleh penyuka sesama jenis, sebab mereka yang tidak tergolong didalamnya pun juga bisa tertular, akibat  berada dalam lingkaran orang terdekat, seperti keluarga, orangtua, sahabat, pembantu, atau pun anak-anak yang tinggal dalam satu atap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun