Mohon tunggu...
Fakkar Muayyad Billah
Fakkar Muayyad Billah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Sedang Belajar di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Ulama dalam Menyikapi Covid (Melalui Perspektif Kaidah Usul)

12 Juni 2020   02:12 Diperbarui: 12 Juni 2020   02:18 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan kaidah syariat: jalbul maqosid muqoddam ala jalbul masolih (mencegah kerusakan didahulukan dari pada mendapatkan kemaslahatan). Dan kaidah: yuzalu dorori alakbar biddorori asgor (bahaya yang lebih besar harus dihilangkan walau dengan melakukan bahaya yang lebih kecil kadarnya). 

Berdasarkan semua itu Al-Azhar Assyarief menetapkan untuk mengikuti semua protokol kesehatan dan peraturan yang resmi dan berkompeten dibidangnya dan turut serta mencegah penyebaran hoaks yang menimbulkan rasa ketakutan masyarakat.

KH. Musthofa Bisri mengatakan "innaddina yusro" agama itu mudah, semua yang sulit bisa dipermudah contoh salat ketika kita sedang berpergian jauh maka boleh diringkas dua rakaat dzuhur dan dua rakaat ashar. 

Inilah sebagaimana agama itu mudah dan yang takut kalau tidak bisa salat tahiyyatul masjid bisa digantikan di rumah dengan salat dhuha 20 rokaat, salat qobliyah, dan salat ba'diyah. Jangan memaknai agama dengan kesulitan, agama itu untuk kita bukan untuk Allah. 

Bahkan pada zaman Rasulullah dulu saja ketika masuk waktu salat jum'at terjadi hujan lebat dan jalanan becek lalu Rasulullah pun menganjurkan untuk salat dzuhur di rumah masing-masing dikarenakan Rasulullah tidak mau kalau sampai umatnya terjadi hal-hal yang dapat membahayakan. Dalam Al-qur'an surat Al-Hajj:78, Allah berfirman yang artinya bahwa "tuhan tidak menjadikan didalam agama ini kesulitan untuk kalian". 

Dilarangnya beribadah di Masjid bukan berarti lantas keterbatasan di rumah saja lalu dapat menghalangi beribadah. Bukankah indah jika kita bisa tetap 24 jam di rumah masing-masing bersama keluarga yang dahulu sulit untuk dilaksanakan dikarenakan kesibukannya. 

Lambat laun mulai muncul stigma masyarakat tentang Covid ini dimana banyak lahirnya penafsiran yang salah di kalangan masyarakat, maka disinilah peran ulama sangat penting dalam memberi pemahaman yang lurus kepada masyarakat.

Prof. Dr. Quraish Shihab menegaskan bahwa Islam mengajarkan ketika ada orang meninggal maka sebutlah kebaikannya dan percepat penguburan jenazahnya. 

Beliau juga menekankan pentingnya mengedepankan kemanusiaan di era pandemi ini, seperti kalau anda dan seekor anjing berada di padang pasir dan sudah masuk waktu salat, lalu anda hendak berwudhu tetapi hanya ada satu botol air minum sedangkan anjing ini sangat kehausan. 

Tentu saja lebih utama memberi air minum itu kepada si anjing tersebut karena adanya rasa kemanusiaan dan anda pun tetap bisa salat dengan kemudahan tayamum yang sudah dijelaskan dalam Islam karena kemanusiaan lebih utama dibandingkan keagamaan.

Banyak segala upaya yang telah dilakukan oleh semua masyarakat terutama ulama dan lembaga keagamaan yang bertujuan untuk tetap terus memberikan edukasi dalam beribadah khususnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun