Apakah musik keras, harus selalu beriringan dengan lirik yang berat? kritik sosial, perlawanan, ketimpangan dan sebagainya. Punk kocak berkata tidak. Punk kocak itu cara gua untuk mengkategorikan musisi yang secara musik keras tapi secara lirik kocak/jenaka. Ya, kalo diliat dari sejarahnya punk memang lahir dari semangat perlawanan, dan secara musik, distorsi, tempo cepat, dan vokal teriak memang cocok untuk untuk pesan yang berat. Tapi bukan berarti punk harus melulu soal itu. Nggak ada kewajiban buat terus-terusan bahas ideologi atau kritik sosial. Mau ngomongin hal ringan, absurd, atau sekadar lucu-lucuan pun sah-sah aja selama energinya tetap sampai, ya itu tetap punk.
Sebut saja Gledeg, punk kocak yang paling beken saat ini. Berisikan tiga komika, Oza Rangkuti, Kicuy Aduy, Patra Gumala dan satu orang selebritis yaitu Mahesa Yuwanda Putra a.k.a Mr. Adnaw a.k.a Wanda Oke. Bertemakan hal hal sepele yang terkesan yang penting lucu. Mimpi jadi kiper, soundtrack film action, gombalan si monyet, adalah beberapa judul lagu mereka. Terkesan asal asalan, yang padahal ketika kita dengar emang iya.
Punk kocak nunjukin sisi lain dari musik keras, bahwa kebebasan berekspresi nggak selalu berarti marah-marah. Kadang justru ketawa, cerita remeh, atau lirik absurd adalah bentuk perlawanan kecil terhadap keseriusan dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI