Mohon tunggu...
Muhammad FakhriAvaqo
Muhammad FakhriAvaqo Mohon Tunggu... Lainnya - Masih belajaran sih hehe

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 20107030083

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengais Keuntungan Lewat Usaha Warmindo di Tengah Pandemi

29 Juni 2021   00:59 Diperbarui: 29 Juni 2021   01:13 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warmindo milik Husein yang berdiri pada awal pandemi // Sumber: Dokpri

“Kalo untuk modal awalnya, dulu juga gak terlalu besar Mas, karena tempatnya milik keluarga sendiri, jadi kita tidak perlu membayar sewa tempat. Selain itu, juga kami juga sudah punya meja dan kursi sendiri Mas, dulu soalnya bapak juga pernah buka warung ayam goreng juga”

“Jadi kami waktu awal dulu cuma perlu beli sedikit alat masaknya aja paling, bahan baku, sama bikin baner warmindo aja kayaknya. Pokoknya yang saya inget, modal awal kami itu ga sampe 2 juta, Mas” tambahnya.

Saat di tanya mengenai penghasilan yang Ia dapat, Husain menjelaskan, bahwa selama ini penghasilan yang Ia dapatkan dari usaha warmindonya ini cenderung fluktuatif. Walaupun begitu, menurutnya hasil tersebut sudah sangat lumayan walaupun tidak pasti nilainya. Namun Ia juga menambahkan, Ia tetap merasa senang mengingat usaha warmindo ini hanyalah kegiatan sampingannya selain kuliah.

“Ya kalo untuk hasilnya sendiri sebenernya nggak pasti sih mas, dulu pas bulan awal-awal itu pernah juga kita cuma dapet hasil sekitar satu jutaan mas sebulannya. Tapi alhamdulillah, sekarang kan sudah lumayan banyak tuh ya Mas, mahasiswa yang sudah mulai kembali ke Jogja, jadi alhamdulillah hasilnya beberapa bulan terakhir ya meningkat terus Mas”

Husain dan kakaknya sendiri sebenarnya juga merupakan mahasiswa jurusan manajemen di sebuah kampus swasta terkenal di yogyakarta, Jadi usaha warmindo itu hanya buka ketika mereka berdua sudah selesai menjalani kuliahnya.

“Karena saya dan kakak saya sama-sama kuliah juga kan ya Mas, jadi kami buka itu cuma mulai ba’da waktu ashar Mas, setelah kuliah selesai, kami baru buka tuh Mas. Saya juga kadang juga  berfikir sih, mungkin jika kami bisa buka seharian gitu, untung yang kita dapat akan lebih besar, tapi kemudian kami tetap tidak melakukan hal itu karena menurut kami, pendidikan tetaplah nomer satu” tutupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun